Fitriani mengaku masih belum bisa bermain lepas. Bahkan tunggal putri binaan PB Exist Jakarta ini kesulitan untuk keluar dari tekanan Tzu Ying. “Kalau puas sih belum. Cuma tadi saya sudah berusaha mengeluarkan kemampuan terbaik, semua pola main saya. Tapi tadi di game pertama kaya kurang lepas, terus lawan sudah menekan mainnya dari awal. Lebih mengatur dan mengontrol di lapangan,”ungkap Fitriani.
“Di game pertama saya merasa lumayan tegang. Tapi ke sini-sini sudah lebih baik. Terus tadi juga sempat ramai. Cuma dari situ saya banyak kecolongan lagi, kurang sabar, kurang safe mainnya, sama variasinya perlu ditambah lagi,” sambung Fitriani menambahkan.
Meski harus berakhir dengan kekalahan, namun Fitriani sempat memperlihatkan perlawanan pada game kedua. Setelah tertinggal enam poin saat jeda interval, Fitriani perlahan mendapatkan poin demi poin hingga akhirnya mampu menyamakan berbalik unggul menjadi 14-13. Tapi setelah itu, perolehan poin Fitriani justru terkunci hingga akhirnya kalah 14-21.
“Tadi sih yang di game kedua awal dia agak melambatkan. Tapi dia kan punya pukulan yang bagus dan serangan yang tajam. Di situ saya juga banyak kecolongan. Setelah poin 11 saya coba relinya lebih cepat, sempat beberapa poin saya dapat. Tapi dia terus mengubah lagi. Saya kurang siap dengan perubahan-perubahan polanya dia,” tutupnya
Dengan hasil ini, maka sektor tunggal putri Indonesia di ajang World Championships 2019 menyisakan Gregoria Mariska Tunjung yang berhasil mengamankan satu tempat di babak 16 besar.