“Puji Tuhan nggak kenapa-kenapa sampai selesai. Tapi cukup disayangkan juga tadi. Memang saya akui dari awal main sempat ragu dalam menerapkan pola main dan strategi. Beberapa kali juga Sai Praneeth mengambil kesempatan itu. Cukup disayangkan juga saat poin 22-22 saya ada problem sedikit di engkel, sekali sempat bunyi. Karena sebelumnya ada pengalaman seperti itu juga, jadi sempat trauma juga,”ungkap Jonatan Christie.
Setelah bertarung dengan sengit di game pertama, tunggal putra Indonesia peringkat empat dunia ini tak bisa berbuat banyak pada game kedua. Kondisi kaki yang sedikit bermasalah lantas membuat Jonatan sempat tertinggal 3-11 hingga interval. “Jadi di game kedua tadi tempo permainan saya sedikit kendor. Karena memang agak ngilu kalau buat reflek. Apalagi kalo bola-bola jauh, biasanya kan kita harus maksa. Tapi tadi benar-benar kalau reflek sedikit, sudah berasa,” katanya.
“Sebenarnya dari Indonesia Open sudah berasa saat lawan Vittinghus, kaki sebelah kiri. Waktu itu juga sempat bunyi. Sampai saat bertanding di Jepang juga dalam kondisi seperti itu. Tapi Puji Tuhan bisa mengatasi dengan baik. Tapi ini H-2 berangkat kena kaki kanan. Cuma nggak sampai bunyi, jadi saya pikir nggak masalah,” jelasnya menambahkan.
Hasil kurang memuaskan ini sekaligus mematahkan target awal sektor tunggal putra Indonesia untuk mengirimkan satu wakilnya ke babak semfinal World Championships 2019. Harus tersingkir di babak delapan besar, Jonatan mengaku kecewa dengan hasil yang diperolehnya pada kejuaraan dunia kali ini.
“Sebenarnya cukup disayangkan, karena ini merupakan salah satu target saya juga. Apalagi kemarin pelatih sudah bilang targetnya ke semifinal. Dan sebenarnya tinggal satu langkah lagi saya menginjakkan ke semifinal. Tapi ternyata harus sampai di sini. Tetap bersyukur. Kedepannya fokus dulu buat memulihkan kaki dulu, karena ini sudah yang kedua kalinya. Jangan sampai karena targetnya ke Olimpiade, tapi pas Olimpiade-nya justru masalahnya terulang lagi. Kekalahan ini bisa dibilang 50-50 karena kaki dan ragu-ragunya saya. Di game pertama saya akui sempat ragu dalam menerapkan strategi,” tandasnya.