“Tadi sih saya game pertama mainnya belum dapet banget. Waktu game kedua sudah dapet cara mainnya. Cuma di game ketiga kita kalah start. Dari 0-0 sampe 3-11 itu sudah kejauhan banget. Dari situ, saat pindah tempat, sudah nggak bisa keluar dari tekanan lagi. Kita jadi balik kaya game pertama, nggak ketemu lagi mainnya,” jelas Melati Daeva Oktavianti.
“Keunggulannya mereka itu rapat. Kalau dibilang bahaya banget juga enggak. Tapi rapat dan ulet,” sambung Praveen Jordan mengomentari permainan lawan.
Harus tersingkir di babak 16 besar World Championships 2019, baik Praveen maupun Melati sama-sama tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Apalagi, hasil kurang memuaskan ini juga sekaligus menjadi kekalahan kedua yang dialami ganda campuran Indonesia peringkat enam dunia ini. Pada pertemuan sebelumnya di ajang German Open 2019 BWF World Tour Super 300, Praveen/Melati juga harus menerima kekalahan dengan skor 19-21 dan 18-21.
“Yang pasti kecewa karena kansnya lumayan. Tapi memang mungkin yang Belanda ini lebih siap, terus dia juga mainnya rapat banget, solid banget di lapangan,” ujar Melati.
“Target tahun ini sebenarnya di turnamen ini. Cuma ternyata lepas. Mau gimana lagi. Tapi tetap harus kita pelajari kekalahan di sini kenapa, buat persiapan nanti. Ujungnya kan ke Olimpiade,” lanjut Praveen menambahkan.