Peningkatan kualitas penyelenggaraan inipun lantas mendapat acungan jempol dari Event Manager Representative BWF (Badminton World Federation), Zsofia yang mengawal jalannya Yuzu Indonesia Masters 2019 BWF Tour Super 100 dari awal hingga akhir pelaksanaan turnamen.
“Menurut BWF transformasi tempat penyelenggaraan di Kota Malang ini sangat brilian. Panitia pelaksana beserta seluruh pihak yang terlibat sudah bekerja dengan sangat baik untuk membuat ini berhasil. Memasang semua branding dengan tepat dan melakukan perbaikan di hampir setiap sudut venue menjadikan ini sebuah perubahan yang besar bila dibandingkan dengan kunjungan sebelumnya,” ungkap Zsofia kepada Djarumbadminton.com.
“Kami pikir turnamen ini berjalan dengan sukses dan PBSI melakukan pekerjaan yang luar biasa dengan membawa ini semua ke standart yang lebih tinggi. Selain itu, banyaknya penonton yang menyaksikan langsung di setiap harinya, mampu menciptakan suasana yang menyenangkan di turnamen ini,” sambungnya menambahkan.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Yuzu Indonesia Masters 2019 BWF Tour Super 100, Achmad Budiharto mengatakan bila turnamen ini telah rampung digelar dan berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.
“Saya kira dalam perjalanan turnamen ini sudah berjalan dengan baik, lancar dan sukses dari awal sampai akhir. Kita juga sudah dapat pengakuan dari BWF, dan penilaiannya sangat positif. Semuanya sudah berjalan dengan apa yang kita programkan sebelumnya. Dari awal memang kita memiliki beberapa kendala yang cukup serius. Tapi setelah melalui kolaborasi yang apik dengan beberapa pihak, kejuaraan ini bisa berjalan sesuai dengan harapan,” tutur Achmad Budiharto.
Meski dinilai sukses dari segi penyelenggaraan, namun Budiharto yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jendera PP PBSI mengaku sedikit kurang puas atas raihan gelar yang didapat Indonesia pada kejuaraan kali ini. Bila pada 2018 lalu tuan rumah mampu meraih dua gelar juara dari sektor tunggal putra dan ganda campuran, kali ini Indonesia harus puas hanya dengan satu gelar dari nomor ganda putri melalui pasangan Ribka Sugiarto/Siti Fadia Silva Ramadhanti.
“Secara pelaksanaan memang terbilang sukses, tapi dari sisi pencapaian prestasi, tahun ini kita mengalami sedikit penurunan. Tahun lalu kita dapat gelar juara dari Ihsan (Maulana Mustofa) dan Rinov (Rivaldy)/Pitha (Haningtyas Mentari). Tahun ini hanya dari ganda putri,” ujarnya.
“Hasil ini harus kita akui karena memang dari segi kepesertaan juga mengalami peningkatan kualitas. Dikarena kejuaraan ini masuk kedalam perhitungan poin menuju Olimpiade Tokyo 2020, jadi turnamen ini terasa begitu sangat kompetitif. Banyak pemain-pemain papan atas yang turun di kejuaraan ini. Ya semoga saja dengan ini bisa menjadi pembelajaran positif bagi pemain indonesia,” pungkasnya.