Alvi juga mengakui, kekalahannya di laga delapan besar sore tadi memang tak lepas dari kualitas pengalaman serta variasi pukulan kelas atas yang dimiliki Anthony. Tunggal putra asuhan PB Mutiara Cardinal Bandung itu berharap bisa menyerap ilmu dari para senior yang telah dihadapinya selama turnamen internal ini.
“Sebetulnya di pertandingan tadi nggak ada kendala apa-apa. Tapi yang pasti saya memang kalah matang di lapangannya, kalah kualitas pukulan dan kecepatannya. Saya dapat banyak ilmu di turnamen ini dengan melawan pemain dunia. Dan saya juga bisa merasakan kualitas pukulan dan penempatan bola-bola pemain senior. Semoga bisa saya tiru untuk ke depannya lebih baik lagi,” beber Alvi Wijaya Chairullah kepada Djarumbadminton.com.
Alvi bahkan sempat tidak menyangka bisa melewati fase penyisihan grup dan lolos hingga ke babak perempat final. Setelah turnamen ini, Alvi juga berharap bisa segera memperbaiki dan meningkatkan beberapa hal yang masih menjadi kekurangannya.
“Saya rasa penampilan saya di turnamen ini sudah bagus. Nggak menyangka juga bisa masuk delapan besar, soalnya di grup juga ada senior-senior. Mungkin setelah ini saya harus lebih meningkatkan lagi power dan variasi pukulan bola belakangnya,” ungkap Alvi.
Sementara itu, Anthony tak lupa berpesan kepada Alvi untuk lebih meningkatkan kecepatan serta kekuatannya di lapangan. Sebab menurut tunggal putra nomor satu dunia itu, Alvi sudah memiliki bekal yang cukup menjanjikan, tapi tetap harus ‘diasah’.
“Di awal-awal permainan saya sempat kaget juga dengan bola dia yang serangannya tajam. Tapi makin kesini mulai terbaca permainannya. Di satu match tadi, saya lihat dia lebih ke kontrol serang, depannya cukup agresif. Tapi speed dan power-nya masih kurang. Mungkin kedepannya dia bisa improve di situ,” kata Anthony Sinisuka Ginting.