Dua agenda penting telah menanti juara All England 2022 itu, yakni Kumamoto Masters Japan 2023 di Kumamoto, Jepang, pada 14-19 November serta China Masters di Shenzhen, China (21-26 November). Pencapaian positif pada dua turnamen tersebut memperbesar peluang bagi Bagas/Fikri untuk tampil pada Final BWF di Hangzhou, China, (13-17 Desember)
Jelas, dua pemain muda ini masih haus gelar juara setelah. Mereka juga berambisi untuk dapat menyalip prestasi para seniornya, seperti Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan alias "The Daddies" atau Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Kepada sejumlah wartawan, termasuk Djarum Badminton, Bagas/Fikri bercerita banyak mengenai perjalanan mereka dalam mengarungi kompetisi dunia pada tahun ini. Termasuk yang dinilai keduanya sebagai titik terendah saat berlaga pada Korea Open 2023, di Yeosu, Korea Selatan. Mereka kalah dari wakil tuan rumah Jin Yong/Na Sung Seung dengan straight games 6-21, 10-21 dalam tempo 27 menit. "Itu kalah jauh banget. Down juga dan mainnya nggak keluar," tutur Fikri.
Berikut petikan wawancaranya:
Apa tanggapan kalian atas pencapaian kalian dalam tur Eropa yang lalu?
Fikri: Progresnya cukup baik, Alhamdulillah. Tinggal dipertahankan saja dan lebih konsisten lagi.
Bagas: Ya kami ngejalaninnya harus benar-benar fokus. Karena bisa dibilang, (prestasi) Indonesia lagi menurun. Ya kami mencoba tampil lebih baik, dan berusaha menunjukkan bahwa Indonesia bisa, meski pun tidak juara.
Mengenai prestasi menurun, apakah ada pembicaraan dengan pengurus PBSI atau pelatih?
Fikri: Dari sebelum berangkat sudah dibilangin sama Koh Ar (pelatih ganda putra Aryono Miranat) bahwa posisi kita lagi di bawah. Jadi diminta agar latihannya ditambah lagi, lebih semangat lagi, disiplin, dan tanggung jawab. Ya harus naik lagi dan kejar lagi negara lain.
Bagas: Kita sudah dikasih tahu bahwa kita sudah ketinggalan jauh. Jadi mau nggak mau kita harus terus naikin performa. Dan semoga pencapaian kami bisa lebih baik lagi pada tahun ini, tahun depan, dan mudah-mudahan terus hingga tahun-tahun berikutnya.
Bagaimana kalian menghadapi tanggapan atau komentar warganet terhadap performa kalian?
Bagas: Kita terima kritikannya. Cuma, kita harus tetap fokus dan jangan terlalu mikirin kata-kata netizen. Memang kita lagi turun, tapi kita tetap berusaha dong, nggak mau turun terus.
Fikri: Memang banyak sekali masukan, kritik, maupun saran. Ya, kita terima, terutama yang bagus-bagus dan kita jalanin aja. Kita fokus aja dan nggak usah terlalu dipikirin. Kita fokus mikirin diri sendiri.
Dua gelar runner-up di Denmark dan Prancis, apakah ini memotivasi kalian dalam mengejar prestasi yang lebih baik lagi?
Fikri: Ya, jadi motivasi utk mengejar 'Daddies', Fajar dan Mas Rian yang ada di atas kita.
Ada ambisi menyalip mereka?
Bagas: Ada, pastinya!
Fikri: Terpacu pastinya. di sini (pelatnas), kan, ada enam pasang yang nggak mau kalah juga.
Apakah tren dua titel runner-up ini menjadi pertanda titik balik Bagas/Fikri?
Fikri: Kita lakukan yang terbaik aja dulu. Orang mau nilai kita bagaimana atau diperhitungkan atau tidak, ya itu juga nggak apa-apa. Tapi sekarang kita mau membuktikan bahwa kita bisa.
Kalau soal titik balik, bisa dilihat dari latihannya, sih. Kita kalau kalah-kalah terus, jangan langsung down juga. Ayo bangkit lagi. Dan, mungkin, dari latihan-latihan tersebut hasilnya baru di Eropa kemarin.