Prioritas tersebut menilik pada peringkat Ana/Tiwi, yang saat ini berada di 13 besar dunia, di bawah Apri/Fadia yang memiliki peringkat 6 dunia. Sementara, Lanny Tria Mayasari/Ribka Sugiarto menempati posisi ke-28.
"Lebih baik tampil di level rendah, tetapi dengan hasil yang maksimal," tuturnya, sebagaimana dilaporkan Kompas, Sabtu (24/6).
Ana/Tiwi memiliki prestasi baik di masa yunior. Mereka adalah juara Asia Yunior 2018, meraih perunggu Kejuaraaan Dunia Yunior 2018, dan perak Kejuaraan Yunior 2019. "Namun, mereka masih kesulitan saat naik level dan harus bersaing dengan sejumlah ganda putri top dunia," tulis media harian tersebut.
Dalam berita bertajuk "Menuju Paris 2024 dari Level Bawah" tersebut juga disebutkan, jika ingin mendapatkan kuota dua wakil, Indonesia harus menempatkan dua ganda putri pada delapan besar dunia dalam daftar peringkat per 30 April 2024. Daftar tersebut disusun berdasarkan poin yang didapat setiap atlet pada masa kualifikasi Olimpiade, yakni 1 Mei 2023 hingga 28 April 2024.
Pada Minggu (25/6), Ana/Tiwi harus puas dengan posisi kedua Taipei Open 2023, turnamen level BWF World Tour Super 300. Mereka kalah dari pasangan Korea Selatan, Lee Yu Lim/Shin Seung Chan, 21-18, 17-21, 17-21. "Kami berdua sudah mengeluarkan seluruh kemampuan yang kami punya. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Kami tetap harus semangat, walaupun hasil di sini belum bisa juara," tanggap Ana, melalui keterangan pers Humas PP PBSI.
"Ke depan, setelah kekalahan ini, kami harus berusaha lagi. Kami harus mempelajari dan membenahi segala kekurangan. Masih banyak hal yang perlu dibenahi. Kami harus lebih bersemangat lagi," pungkasnya.