Angin Segar Untuk Kelanjutan Kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020

Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon (Indonesia).
Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon (Indonesia).
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Kabar soal kelanjutan nasib kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 akhirnya mendapat angin segar. Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengeluarkan kebijakan untuk memperpanjang masa kualifikasi hingga 29 Juni 2021 mendatang. Untuk itu, Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) akan mengalihkan sisa enam turnamen yang masuk ke dalam perhitungan poin Race to Tokyo ke tahun depan.

Perhitungan poin kualifikasi dari enam turnamen tersebut harus dialihkan ke tahun depan karena pelaksanaan pada tahun ini harus di tangguhkan akibat pandemi yang seketika menyerang dan menyebar. Enam turnamen yang dimaksud antara lain German Open 2020 BWF World Tour Super 300, Swiss Open 2020 BWF World Tour Super 300, India Open 2020 BWF World Tour Super 500, Malaysia Open 2020 BWF World Tour Super 750, Singapore Open 2020 BWF World Tour Super 500 dan Badminton Asia Championships 2020.

Sub Bidang Hubungan Luar Negeri PP PBSI, Bambang Roedyanto menjelaskan, digesernya pelaksanaan Olimpiade Tokyo 2020 menjadi tahun depan tak lantas mengilangkan peran enam turnamen tersebut dari poin kualifikasi. Pada turnamen yang sama di tahun depan, para pebulutangkis bisa kembali mengumpulkan dan melanjutkan poin yang sudah ada.

“Masalahnya, saat ini BWF masih menyusun jadwal turnamen-turnamen lain. Mungkin baru mulai lagi Agustus atau September. BWF akan mengumumkan prosedurnya nanti,” ujar Bambang Roedyanto seperti dikutip dari Jawapos.com.

Lebih lanjut pria yang akrab disapa Rudy ini menjelaskan, selain enam turnamen tersisa yang masuk ke dalam perhitungan poin Race to Tokyo, poinnya tidak akan dihitung sebagai poin kualifikasi, namun tetap diakumulasikan untuk Race to Guangzhou (BWF World Tour Finals) dan peringkat dunia.

Sedari pertengahan Marel lalu sampai saat ini, BWF masih membekukan peringkat dunia ada kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 akibat pandemi. Perhitungan poin baru berjalan lagi ketika turnamen kembali dimulai.

“Fase kualifikasi Olimpiade seharusnya berhenti saat Kejuaraan Asia April lalu. Nah, yang sudah melewati fase itu tidak bisa lagi dihitung sebagai poin kualifikasi. Misalnya, Indonesia Open yang seharusnya Juli tidak akan dihitung sebagai poin Olimpiade karena sudah lewat fasenya,” jelasnya.

Lebih lanjut Rudy menuturkan bila masih ada beberapa hal yag harus disesuaikan dan BWF akan segera merilis prosedur kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 sebelum Annual General Meeting (AGM) alias rapat umum anggota BWF. "Sepertinya tidak sampai AGM. Mungkin BWF mengumumkan secepatnya. Sebenarnya tidak terlalu susah. Cuma, takutnya orang salah menangkap," tutupnya.