Atlet Pelatnas Galang Aksi Sosial

Para atlet Pelatnas PBSI bahu membahu membuat cairan disinfektan untuk disumbangkan kepada yang membutuhkan.
Para atlet Pelatnas PBSI bahu membahu membuat cairan disinfektan untuk disumbangkan kepada yang membutuhkan. (Foto: PBSI)
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Pandemi COVID-19 yang masih meluas di Tanah Air lantas membuat para atlet Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) PBSI tergerak untuk menggalang aksi sosial. Meski tidak diperkenankan untuk keluar area Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, namun Fajar Alfian cs secara kolektif akan menyumbangkan kebutuhan perangkat kesehatan untuk masyarakat yang membutuhkan.

Berdasarkan rilis yang diterbitkan Badmintonindonesia.org, lebih dari 500 paket yang berisi hand sanitizer, disinfektan serta masker akan disumbangkan para atlet Pelatnas kepada pengemudi ojek online, pedagang asongan, tukang parkir dan sebagainya.

“Tadi saya kebagian untuk membuat disinfektan. Buatnya sih nggak susah, karena sudah ada instruksinya dan tinggal diikuti saja. Ini pertama kalinya saya bikin disinfektan, mudah-mudahan ini bisa membantu mereka yang membutuhkan untuk melindungi diri di wabah Corona seperti ini,” kata Fajar Alfian.

Selain membagikan lebih dari 500 paket kesehatan, Pelatnas PBSI juga mengumpulkan dana sumbangan yang rencananya akan dialokasikan untuk pembelian bahan sembako serta Alat Pelingdung Diri (APD) bagi para tenaga medis dan masyarakat yang membutuhkan. Bahkan, dana sumbangan yang terkumpul ternyata tiga kali lipat lebih besar dari perkiraan awal.

Aksi sosial ini berawal dari gagasan Greysia Polii yang mencoba untuk menggalang dana dari rekan-rekannya di sektor ganda putri. Tapi ternyata, informasi kegiatan sosial ini tersebar luas hingga ke seluruh penghuni Pelatnas, mulai dari para atlet hingga jajaran pengurus PP PBSI.

“Awalnya tim dokter di PBSI, waktu mereka kontrol kita selama di isolasi, mereka cerita kalau mereka prihatin, masih banyak yang di luar rumah seperti ojol, tukang parkir, yang nggak bisa makan kalau nggak keluar rumah. Ibaratnya, lebih takut keluarganya nggak makan daripada kena Corona, jadi serba salah,” jelas Greysia Polii.

“Kita kan kemarin-kemarin diisolasi, jadi kita nggak tahu keadaan di luar bagaimana. Memang sih baca berita, tapi kan nggak ngeliat sendiri, jadi nggak ada gambaran. Mudah-mudahan apa yang kita semua lakukan bisa membantu meringankan mereka yang membutuhkan,” lanjutnya menambahkan.