“Tentunya ini suatu yang baru, tapi pada dasarnya nggak ada masalah buat ganda putri. Hanya memang semua perubahan itu perlu adaptasi. Menurut saya, untuk ganda putri Indonesia tidak akan jadi masalah. Tapi akan jadi masalah kalau formatnya berubah 5x60. Ha ha ha,” ungkap Eng Hian kemudian tertawa saat bincang-bincang virtual dengan media dalam kegiatan yang diadakan PP PBSI.
“Kalau pendapat saya pribadi, semakin pendek (durasi), semakin baik untuk pemain Indonesia,” tuturnya menambahkan.
Eng Hian menegaskan bahwa sejatinya, pemain Indonesia memiliki kemampuan yang lebih dari negara lain. Tapi tetap saja masih ada kelemahannya. “Kalau ganda putri itu, pemain indonesia punya skill yang lebih dari negara lain. Semakin pendek (durasi), tidak terlalu membutuhkan endurance. Karena pada dasarkan pemain kita endurance-nya agak lemah. Jadi semestinya ada keuntungan lebih untuk pemain Indonesia (andai format poinnya berubah),” jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rionny Mainaky juga menyambut positif atas wacana perubahan sistem poin pertandingan dari 3x21 menjad 5x11. Dia juga menyatakan bahwa format sistem poin 5x11 ini akan menguntungkan bagi para pemain Indonesia. Meski begitu, kata Rionny, bukan berarti tidak ada tantangan untuk tim Indonesia. Sebab dengan format 5x11, setiap pemain harus sudah fokus dan panas sejak awal pertandingan.
“Untuk perubahan latihan, kami sudah mulai dari sekarang, menyesuaikan permainan dengan poin-poin kecil. Poin 11 atau poin 7. Latihan fokus dan konsentrasi utamanya. Tidak mudah memang karena berdasarkan yang saya lihat, khususnya pemain tunggal. Untuk program lain, saya dan tim pelatih masih menyusun dan mempelajari,” kata Rionny Mainaky dalam siaran pers PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com.