Gloria Ingin Lebih Dinamis dan Konsisten Dalam Bertanding

Ganda campuran Indonesia, Gloria Emanuelle Widjaja. (Foto: PP PBSI)
Ganda campuran Indonesia, Gloria Emanuelle Widjaja. (Foto: PP PBSI)
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Sebelum berlaga di ajang Swiss Open 2021 BWF World Tour Super 300 pekan depan, pebulutangkis ganda campuran Indonesia, Gloria Emanuelle Widjaja terus memantapkan persiapan. Selain ingin mendapatkan hasil maksimal demi mengumpulkan poin ke Olimpiade Tokyo 2020, Gloria juga mengaku sangat termotivasi untuk meningkatkan performanya. Sebab, dia mengakui bahwa selama pandemi virus korona, peta persaingan di sektor ganda campuran dunia sudah berubah dan lebih ketat.

“Kalau lihat dari turnamen di Thailand kemarin, aku sendiri sempat kaget awalnya. Kaget dalam arti, dalam waktu sepuluh bulan nggak ada pertandingan karena pandemi, sudah lama gak ketemu (lawan), jadi kayak kaget sendiri. Selama ini saya hanya melihat permainan lawan dari video-video pertandingan. Tapi begitu di pertandingan, semuanya berubah. Bahkan rata-rata, (lawan) semakin meningkat,” ungkap Gloria Emanuelle Widjaja alam Video Teleconference Zoom yang diadakan PP PBSI.

“Contohnya pemain Thailand, Dechapol (Puavaranukroh)/Sapsiree (Taerattanachai). Mereka bisa juara tiga kali beruntun. Artinya ada improve dari permainan mereka,” sambungnya menambahkan.

Berkaca pada realita tersebut, ganda campuran nomor delapan dunia itu pun berharap bisa meningkatkan kualitas fisik dan tekniknya. Apalagi, ini adalah tahun Olimpiade, dan dia punya kesempatan untuk berlaga di turnamen tersebut.

“Jujur, kalau aku sendiri yang pengen di-improve pertama adalah fisik, itu yang utama. Kedua mungkin aku pengen banget bisa main di depannya (net) lebih baik. Blok-bloknya juga lebih baik dan mainnya lebih lentur. Ya lebih dinamis lah, seperti yang kalian harapkan. Kadang aku sudah bisa gitu. Jadi aku pengen lebih konsisten saja,” tuturnya.

Sementara itu, Gloria juga menyebutkan bahwa ada tiga pasangan yang menurut dia berat untuk dikalahkan. Pertama, ganda campuran Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai. Lalu dua pasangan Tiongkok, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong dan Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping.

“Kalau pasangan Thailand, pemainan mereka sebetulnya hampir sama dengan kami, tapi mereka lebih kuat dari kami secara tenaga. Kalau Zheng/Huang, mereka tentu lebih cepat ya, karena pola main mereka memang cepat. Repotnya kadang, kalau kami lagi gak seger dan gak siap, kami nggak bisa mengikuti tempo mainnya. Sedangkan kalau Wang/Huang, mereka punya kecepatan saat bertahan dan menyerang,” jelasnya.