Sangat wajar bila Greysia ingin mengerahkan dan mengorbankan semuanya untuk Olimpiade Tokyo nanti. Bahkan boleh jadi, ini adalah kesempatan terakhir dia untuk meraih medali dan tampil di panggung Olimpiade. Apalagi pada Agustus mendatang, Greysia sudah berusia 34 tahun. Kemungkinan dia untuk tampil di Olimpiade 2024 sangatlah kecil. Belum lagi, kemampuannya yang mulai terkikis usia.
“Untuk rencana masa depan, saya mulai memikirkannya. Tentang apa yang nanti saya kerjakan setelah pensiun. Saat ini saya masih menyiapkan segalanya. Saya juga mempersiapkan diri membangun keluarga dan melakukan hal-hal lain selain bulutangkis. Mungkin berwirausaha. Tapi, sekarang saya mau fokus ke Olimpiade dulu,” ungkap Greysia Polii mengutip dari Jawapos.com.
Bersama Apriyani Rahayu, Greysia memang sudah mengantongi tiket ke Olimpiade. Greysia/Apriyani menempati ranking tujuh dalam klasemen Race to Tokyo. Meski sudah aman, Greysia terus berupaya mengejar performa puncaknya sebelum habis-habisan di Olimpiade. Maka dari itu, dia dan Apriyani akan turun di kejuaraan Malaysia Open 2021 BWF World Tour Super 750 (25-30 Mei) dan Singapore Open 2021 BWF World Tour Super 500 (1-6 Juni) mendatang.
Ini akan menjadi dua turnamen kualifikasi terakhir sebelum ke Olimpiade Tokyo 2020. Meski begitu, Kepala Pelatih Ganda Putri Indonesia, Eng Hian tak mau mematok target tinggi untuk Greysia/Apriyani. “Hasil nanti dulu. Saya evaluasi performa mereka di Malaysia, Singapura, dan calon-calon lawan saat Olimpiade nanti. Terutama menjaga mereka dari cedera. Itu yang penting,” tegas Eng Hian.
Tokyo akan menjadi panggung Olimpiade ketiga buat Greysia. Sebelumnya dia sudah dua kali merasakan atmosfer Olimpiade. Yakni pada edisi 2012 di London, Inggris dan 2016 di Rio de Janeiro, Brasil. Pada Olimpiade Rio, Greysia yang tampil bersama Nitya Krishinda Maheswari harus puas finis di babak perempatfinal.