“Kejuaraan Eropa berlangsung dan punya poin untuk Olimpiade. Artinya, Eropa memiliki turnamen ekstra untuk mendapat poin lebih banyak. Jadi, bagaimana adilnya bagi pemain Asia yang juga berjuang untuk mendapatkan poin Olimpiade? Kami berharap BWF melihat hal ini dan memiliki solusi yang adil bagi para pemain,” ungkap Gloria Emanuelle Widjaja dilansir Jawapos.com.
Tapi nyatanya, posisi Hafiz/Gloria di klasemen Race to Tokyo saat ini sudah merosot satu peringkat ke ranking sembilan dan digusur ganda campuran Inggris, Marcus Ellis/Lauren Smith. Posisi tersebut jelas sangat mengancam peluang Hafiz/Gloria untuk lolos ke Tokyo. Sebab, satu negara hanya boleh mengirimkan maksimal dua pasangan dengan peringkat delapan besar ke Olimpiade. Dan Indonesia sudah meloloskan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti yang ada di peringkat keempat.
Kekecewaan serupa juga diutarakan Kepala Pelatih Ganda Campuran Indonesia, Richard Mainaky. Menurut dia, anak asuhnya itu sangat dirugikan. Meski begitu, Richard optimistis jika Hafiz/Gloria bisa tampil maksimal pada Malaysia Open 2021 BWF World Tour Super 750 (25-30 Mei) dan Singapore Open 2021 BWF World Tour Super 500 (1-6 Juni) mendatang.
“Jelas ini merugikan kami. Mereka (pemain Eropa) bisa main dan berkesempatan meraih poin yang lebih. Sementara, yang dari Asia tidak bisa. (Tapi) ada kesempatan untuk perbaikan. Posisinya di atas para pesaing. Setidaknya Hafiz/Gloria bisa meraih satu turnamen dengan raihan maksimal. Paling tidak semifinal,” kata Richard.
Sementara itu, Ellis/Smith yang berhasil ‘mencuri’ posisi Hafiz/Gloria setelah finis sebagai runner up di Kejuaraan Eropa 2021, pekan lalu, dengan enteng mengaku jika mereka tidak terbebani atas persaingan di klasemen Race to Tokyo. Mengutip dari Badminton Europe, Ellis menyebut bila posisinya di klasemen sudah cukup bagus.
“Saya tidak merasa tertekan. Saya merasa kami hampir lolos dan kami tidak mengejar status unggulan. Menurut saya sendiri, tekanan dari Olimpiade tidak akan ada perbedaan terlalu besar,” ucap Marcus Ellis.