Atlet kelahiran Tasikmalaya, 18 November 1995 yang mengawali tahun 2015 dengan menduduki ranking 128 dunia, berhasil finis di ranking 31 dunia pertanggal 23 Desember pekan lalu. Tentu sebuah kemajuan pesat bagi atlet yang genap 20 tahun bulan lalu.
Sempat terseok diawal tahun dimana ia harus kandas di babak pertama Swiss Open 2015, Ihsan menyerah 14-21, 22-20 dan 19-21 atas Christian Lind Thomsen asal Denmark, dan gagal masuk babak utama BCA Indonesia Open 2015 pada bulan Juni, Ihsan mulai menjadi pemberitaan nasional saat dirinya berhasil menjadi penentu tim beregu putra SEA Games di Singapura.
Di semifinal, Ihsan berhasil mengemban tanggung jawab dengan menjadi tunggal ketiga. Kala itu ia sukses menghentikan Muhammad Arif Abdul Latif dengan 21-12 dan 22-20 untuk membawa Indonesia ke final dengan unggul 3-2 atas Malaysia. Di partai puncak, Ihsan kembali menjadi pahlawan. Lagi-lagi Ihsan menjadi penyumbang angka ketiga bagi Indonesia, melawan Thailand di partai final. Indonesia berbagi 2-2 di empat partai awal. Ihsan berhasil menjawab kepercayaan tim untuk bisa meraih emas. Ia berhasil mengalahkan Supanyu Avihingsanon dalam drama tiga game 20-22, 21-16 dan 21-9.
Hal ini seakan menjadi titik tolak bagi Ihsan untuk bisa lebih bersinar. Selang sebulan kemudian, Ihsan sanggup menghentikan unggulan tiga, K Srikanth dari India di Chinese Taipei Open. Ia menang 21-19 dan 21-18, tetapi kemudian ia harus kandas ditangan musuh bebuyutannya sejak junior. Kwang Hee Heo dari Korea di babak ketiga, 22-20, 19-21 dan 18-21.
Di Japan Open 2015, Ihsan berhasil melangkah sampai ke perempat final. Ini menjadi perempat final super series pertamanya. Di babak delapan besar ini, Ihsan dipaksa mengakui keunggulan seniornya Tommy Sugiarto dengan 10-21 dan 5-21.
Pebulutangkis yang bergabung dengan PB Djarum pada tahun 2010 ini kembali menjadi perbincangan setelah sukses menjadi finalis di Thailand Open Grand Prix Gold 2015. Tercatat di perjalanannya menuju final, Ihsan menghentikan tiga unggulan. Yang menjadi korban pertamanya adalah Tanongsak Saensomboonsuk dari Thailand. Mereka berjumpa di babak kedua, dimana Ihsan berhasil menang 21-16 dan 21-18 atas unggulan enam itu.
Di babak 16 besar, Ihsan berhasil menyingkirkan unggulan 14 asal Singapura, Zi Liang Derek Wong dengan dua game langsung 21-19 dan 21-13. Sementara di perempat final, Ihsan berhasil menumbangkan unggulan teratas asal Korea, Son Wan Ho dengan 21-12 dan 21-12. Sayang, di partai puncak Ihsan gagal mengatasi pebulutangkis veteran Korea, Lee Hyun Il. Kalah pengalaman, Ihsan harus mengakui keunggulan unggulan empat itu dengan 17-21, 24-22 dan 8-21.
Dua pekan berselang, Ihsan berhasil menjadi semifinalis Chinese Taipei Grand Prix 2015. Di perempat final Ihsan berhasil menang 21-18 dan 21-18 atas unggulan sembilan sekaligus rekannya berlatih, Anthony. Ia terhenti di semifinal usai dipaksa menyerah atas wakil tuan rumah, Tzu Wei Wang, dengan 10-21, 21-8 dan 15-21.
Perjalanan Ihsan berlanjut ke Macau. Di turnamen berlabel grand prix gold itu, Ihsan kembali berhasil menjadi semifinalis. Untuk kedua kalinya, Ihsan berhasil mengatasi Son Wan Ho, yang kala itu diunggulkan ditempat keempat. Mereka berjumpa di babak 16 besar, dimana Ihsan kembali menang dalam dua game langsung 21-15 dan 26-24. Tiket semifinal berhasil ia raih setelah menumbangkan unggulan tujuh asal India, HS Prannoy dengan 18-21, 21-19 dan 21-11. Langkahnya kemudian terhenti ditangan unggulan dua asal Tiongkok, Tian Houwei dengan 18-21 dan 17-21.
Catatannya di sepanjang tahun 2015 ini semoga menjadi sebuah pertanda bahwa Indonesia akan segera memiliki penerus Taufik Hidayat.
sumber : pbdjarum.org