Sebelumnya, Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) sempat mempertimbangkan Indonesia untuk menjadi tuan rumah pelaksanaan di tiga turnamen bergengsi tersebut. Namun, mengingat pandemi virus korona yang belum kunjung mereda di Tanah Air, bahkan angka penyebarannya terus bertambah, maka Indonesia memutuskan mundur sebagai calon tuan rumah demi kesehatan dan keselamatan bersama.
“Selain karena kondisi Covid-19 di Indonesia, banyak calon negara peserta yang menolak untuk datang ke Indonesia, banyak juga negara yang sudah melarang warganya untuk bepergian ke Indonesia,” kata Sekretaris Jenderal PP PBSI, Achmad Budiharto dalam siaran pers PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com.
“Melihat reaksi dari calon negara peserta, BWF kelihatannya akan menarik penawarannya dari Indonesia sebagai tuan rumah turnamen seri Asia. Karena itu kami mengambil sikap untuk segera membatalkan rencana jadi tuan rumah,” sambungnya menambahkan.
PP PBSI juga telah menulis surat resmi kepada Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora), Zainudin Amali terkait hal tersebut, sekaligus membatalkan reservasi gedung yang dipesan untuk penyelenggaraan turnamen.
Sementara itu, sebelum menggelar tiga turnamen bergengsi di Asia, BWF juga telah menjadwalkan tiga turnamen besar di Eropa. Yakni Piala Thomas & Uber 2020 (3-11 Oktober), Denmark Open I 2020 BWF World Tour Super 750 (13-18 Oktober) serta Denmark Open I 2020 BWF World Tour Super 750 (20-25 Oktober).
“Seandainya Piala Thomas & Uber 2020 batal diselenggarakan karena banyak negara yang mundur, termasuk sepertinya tim-tim unggulan juga akan mundur, kemungkinan besar turnamen seri Eropa dan Asia juga bisa batal. Tidak akan ada turnamen sampai akhir 2020. Pernah ada usulan bahwa Piala Thomas & Uber dimundurkan ke bulan Februari 2021, tapi kami masih menunggu informasi lebih lanjut dari BWF,” tuturnya.