Di acara "Penghargaan Alumni PB Djarum - Pelatih Ganda Putri Juara Olimpiade Tokyo 2020" yang diselenggarakan secara virtual oleh Djarum Foundation pada medio pekan lalu, faktor kepercayaan diri para atlet bulu tangkis Indonesia masih menjadi salah satu hal yang dibincangkan. Eng Hian berpendapat, para pelatih perlu mengingatkan kepada para pemainnya bahwa mereka punya kemampuan untuk mengalahkan pemain-pemain beken dunia lainnya.
"Komunikasi yang disampaikan, 'Kalian bisa mengalahkan mereka semua'. Bukan, 'mereka semua pernah mengalahkan kalian'," ujar pria yang menjabat kepala pelatih ganda putri pelatnas utama PBSI ini.
Kalimat tersebut pernah diucapkan kepada Greysia Polii/Apriyani Rahayu, lantaran pelatih yang biasa disapa Didi itu punya ambisi untuk menyudahi paceklik gelar bagi ganda putri Indonesia di Olimpiade. Bahkan, sebelum Olimpiade Tokyo 2020, ganda putri belum pernah mencicipi partai final. "Saya hanya ingin membuat sejarah baru bahwa ganda putri Indonesia bisa mendapatkan medali, apa pun warnanya," katanya.
Seperti diketahui khalayak, pada 2 Agustus 2021 Greysia/Apriyani berhasil mencatatkan penampilan perdana ganda putri Indonesia di partai final Olimpiade. Dua atlet yang diduetkan Eng Hian pada tahun 2017 itu meraih medali emas pertama dan satu-satunya pada pesta olahraga dunia tersebut. Keping emas itu melengkapi koleksi medali di semua nomor bagi Indonesia, setelah Greysia/Apriyani mengandaskan Qing Chen Chen/Yi Fan Jia, ganda putri asal negara yang pernah dikhawatirkan oleh para atlet bulu tangkis Indonesia.
Atas keberhasilan Eng Hian dan Chafidz Yusuf, asisten pelatih ganda putri pelatnas utama PBSI, Djarum Foundation memberikan apresiasi dan penghargaan khusus bagi alumnus-alumnus PB Djarum itu. Penghargaan yang diberikan berupa voucer Blibli senilai Rp150 juta bagi Eng Hian dan Rp100 juta untuk Chafidz. Keduanya juga menerima bonus masing-masing TV LED Polytron senilai Rp20 juta. Dengan demikian, total penghargaan yang diberikan kepada Eng Hian dan Chafidz mencapai sebesar Rp290 juta.
Selain bicara seputar keberhasilan ganda putri Indonesia di Tokyo 2020, pada jumpa virtual yang dipandu Yuni Kartika tersebut, pria kelahiran Solo, 17 Mei 1977 ini juga mengungkap pengalaman yang tak bakal dilupakannya saat bersama PB Djarum hingga rencana mengembangkan akademi bulu tangkis yang telah dibangunnya. Berikut sebagian wawancaranya:
Bagaimana Anda mendeskripsikan karakter Greysia dan Apriyani?
Karakter mereka membuat mereka jadi kuat. Dua-duanya nggak mau kalah dan benar-benar komitmen. Itu bisa jadi catatan untuk atlet lainnya. Secara teknis, banyak atlet lain yang mampu tapi secara non-teknis masih sedikit.
Saat latihan, Apriyani sangat luar biasa. Apriyani datang dengan komitmen untuk menjadi juara. Selama latihan pun tidak pernah absen.
Kita ketahui di Piala Uber akan bertemu lagi dengan Jepang. Dan sebelumnya nanti akan ada Piala Sudirman. Semuanya berlangsung secara beruntun. Apa target berikutnya, khususnya bagi Greysia/Apriyani?
Akan selalu kami persiapkan yang terbaik. Jepang punya salah satu pasangan terbaik di dunia. Saya yakin Greysia/Apriyani juga bisa melakukan yang terbaik.
Greysia tak lama lagi, mungkin akan pensiun. Tanpanya, sektor ganda putri Indonesia praktis hanya diisi para pebulu tangkis muda. Apa yang akan dilakukan staf pelatih agar regenerasi ganda putri bisa berjalan?
Saya sudah berdiskusi dengan pengurus PBSI untuk melakukan program percepatan, atlet yang sudah masuk pelatnas utama akan latihan di berbagai turnamen yang diikuti guna mengejar kapasitas mereka.
Di bawahnya Greysia/Apriyani masih ada pasangan lainnya, melakukan percepatan performa mereka. Jangan diharapkan prestasi yang terlalu "wah" untuk dua tahun ke depan dahulu. Mengejar percepatan pengalaman dan performa para atlet muda lainnya dulu.
Bagaimana kondisi ganda putri lainnya?
Saya punya keyakinan, Greysia/Apriyani punya junior-junior yang cukup bagus dan potensial. Momentum kemenangan Greysia/Apriyani bisa membangun motivasi dan kepercayaan diri untuk terus mencetak prestasi di kancah dunia. Mereka semua harus mempunyai keyakinan bahwa saya bisa juga berprestasi.
Bagaimana dengan faktor teknis atau kepercayaan diri?
Faktor teknis adalah yang kasat mata, itu adalah tugas pelatih untuk upgrade. Non-teknis, saya nggak bisa kerja sendiri karena perlu bantuan pihak lain. 50%-60% faktor non-teknis harus ditingkatkan untuk mendapatkan hasil yang baik.
Bagaimana dengan peluang Greysia untuk terus bermain?
Masih menunggu keputusan dari suaminya Greysia. (Piala) Uber, Greysia masih main. Kemungkinan masih main sampai akhir tahun. Keinginannya untuk main di kejuaraan dunia dan semoga masih bisa terealisasikan.
Sebagai alumni, Anda masih ingat momen-momen menarik selama bersama PB Djarum?
Faktor kekeluargaan di Djarum sangat kuat. Saat ditawarkan jadi pelatih di Singapura, experience saya masih nol. Saat dikasih surat rekomendasi dari PB Djarum, langsung di-approved.
Momen yang saya nggak bisa lupa, didepak dari pelatnas tanpa alasan yang jelas pada tahun 2005. Kemudian diskusi dengan PB Djarum. Lalu PB Djarum fasilitasi saya untuk jadi pemain profesional lagi. Karena satu dan lain hal, setelah diskusi akhirnya saya hijrah dari pemain menjadi pelatih.
Didepak dari Pelatnas, pasca-juara di Asian Games, Anda menghadapi badai kritik. Apa yang membuat Anda tetap bertahan, yang akhirnya berujung pada hasil yang membanggakan?
2014 saya cetak sejarah di Asian Games di ganda putri. 2015 ganda putri superseries. 2016 ada isu tidak diperpanjang. Kritikan sudah biasa, semua selalu di-compare dengan sektor yang terbaik, ganda putra dan ganda campuran. Saya meyakinkan diri sendiri, karena saya yakin nggak akan langsung remuk. Puji Tuhan, sampai sekarang saya masih bisa dipercaya.
Bonus dan penghargaan yang bertubi-tubi dari pemerintah serta pihak swasta, apakah ada kemungkinan bikin sekolah bulu tangkis?
Selama masih dipercaya, kami fokus dulu ke satu pekerjaan yang sedang dijalani dulu.
Saya punya sekolah bulu tangkis bertaraf kecil dekat rumah saya, namanya Eng Hian Badminton Academy. Kita mencoba mencari dan mengembangkan potensi bulu tangkis dalam skala kecil. Semoga dari klub yang kecil bisa melahirkan atlet berpotensi yang nanti bisa diserahkan ke PB Djarum untuk dibimbing lebih baik.
Selamat sudah mengantarkan Gresyia/Apriyani menjadi juara Tokyo 2020. Untuk di Paris nanti, siapa pasangan ganda putri kita yang bisa didorong menjadi juara, selain berharap kepada Greysia/Apriyani?
Apriyani dengan pasangan baru, dan (atau dengan) junior-junior Greysia nanti. Targetnya ganda putri bisa meloloskan dua pasangan untuk Olimpiade Paris 2024.