“Antara nyangka dan nggak nyangka juga bisa ke final. Soalnya saya baru pulih dari cedera jadi memang belum bisa maksimal mainnya, tapi saya berusaha maksimal saja. Apalagi dari kemarin mainnya rubber dan lama terus,” ujar Yulia Yosephine Susanto kepada Djarumbadminton.com.
“Di awal game pertama itu jujur saya kaget dengan permainan lawan. Dia powernya kuat sekali dan saya kalah start juga jadi susah untuk ngejarnya. Sudah lama juga nggak ketemu dia, sekarang sudah banyak perubahannya,” sambungnya menambahkan.
Enggan membuat kesalahan yang sama, Yulia coba meredam penampilan Putri dengan cara menurunkan tempo permainan pada game kedua dan ketiga. Usahanya itu terbukti berhasil menghentikan laju Putri dan mendapatkan tiket ke babak final Gubernur Sumatera Selatan Kejuaraan Nasional PBSI 2019. “Di game kedua saya sudah tahu harus berbuat apa. Saya coba turun kan tempo permainannya dan diperlambat. Terus saya coba main sabar dan tahan,” jelasnya.
Di partai puncak Gubernur Sumatera Selatan Kejuaraan Nasional PBSI 2019, Yulia sudah dinanti pebulutangkis tunggal putri asal Provinsi DKI Jakarta, Asty Dwi Widyaningrum yang lebih dulu lolos berkat kemenangan 21-14 dan 21-12 atas Sri Fatmawati dari DKI Jakarta.
“Terakhir kali ketemu Asty tahun lalu. Untuk pertandingan besok pastinya saya mau Istirahat dulu saja, selebihnya lihat besok. Karena sudah sejauh ini, pastinya saya mau berusaha memberikan yang terbaik,” tutupnya.
Sementara itu, Putri Kusuma Wardani mengungkapkan kekecewaannya atas kekalahan hari ini. Sebab, pebulutangkis binaan PB Exist Jakarta ini mengaku tidak bisa menguasai emosinya saat kondisi sedang tertekan.
“Saya sedikit tidak bisa menguasai emosi. Game pertama saya sudah menang, tapi di game kedua kaya pengen cepat-cepat matiin lawan. Keburu-buru dan sering mati jadinya. Game ketiga saya coba menaikkan mental dan curi satu poin satu poin. Tapi akhirnya masih belum bisa menang. Di poin akhir juga tadi ada bola yang saya lihat out tapi dibilang in. itu jadi mempengaruhi emosi saya lagi,” beber Putri.