Pelatih PB Djarum Kudus, Sigit Budiarto menuturkan bahwa setiap partai yang tersaji di Liga PB Djarum 2020 ini selalu seru dan menatik untuk disimak. Terlebih karena kejuaraan ini tanpa penonton, dukungan dari rekan-rekan satu tim di pinggir lapangan turut membantu perjuangan sebuah tim.
“Beban seorang atlet ketika bermain di nomor perorangan itu terbilang minim daripada saat bermain di nomor beregu, karena dia hanya bertanggung jawab untuk dirinya sendiri. Tapi kalau bermain beregu, mereka punya beban kebersamaan bagi timnya,” tutur Sigit Budiarto dalam siaran pers yang diterima Djarumbadminton.com.
“Dengan pertandingan beregu seperti ini, mereka akan terasah baik dari segi mental maupun kebersamaan untuk membangun sebuah tim yang solid. Ini adalah hal positif. Karena kelak, di Thomas Cup atau Uber Cup yang sarat dengan pertandingan-pertandingan beregu, mereka sudah sedini mungkin dilatih, bertarung, hingga akhirnya terbiasa bermain di nomor beregu,” tambah peraih Piala Thomas 1998, 2000, dan 2002 itu.
Kejuaraan beregu Liga PB Djarum 2020 ini lantas dimanfaatkan Mutiara Ayu Puspitasari dengan sangat baik. Juara tunggal putri U-17 Liga PB Djarum 2020 Juli lalu itu mengaku sudah memberikan permainan terbaiknya selama turnamen. “Excited banget, karena setahun ini kan minim sekali pertandingan. Semua lawan berat, karena yang saya lawan adalah senior-senior. Jadi saya maksimalin setiap pertandingan,” kata Mutiara.
Sementara itu, pebulutangkis tunggal putra Caesario Celo Yulianto juga mengungkapkan bahwa dia merasakan kerasnya persaingan di Liga PB Djarum 2020 ini. Caesario, satu diantara tiga atlet kelahiran tahun 2007, mengaku dapat memetik banyak pelajaran penting dari setiap pertandingan yang dilaluinya.
“Kalau bermain di perorangan, kalah atau menang itu saya yang menentukan. Tapi di beregu ini kok lebih tegang ya? Tapi dari pertandingan kategori beregu ini saya belajar untuk selalu support teman-teman di tim, sama seperti kalau mereka mendukung saya di luar lapangan pas saya main,” ungkap Caesario.