Lima Pertandingan Paling Berkesan Sepanjang Karier Anthony

Selebrasi kemenangan Anthony Sinisuka Ginting (Indonesia).
Selebrasi kemenangan Anthony Sinisuka Ginting (Indonesia).
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Tunggal putra Indonesia peringkat enam dunia, Anthony Sinisuka Ginting sudah mengantongi tiket ke Olimpiade Tokyo 2020 yang akan berlangsung tahun depan bersamaan dengan kompatriotnya, Jonatan Christie. Sebelum sampai ke titik ini, Anthony sempat mengalami fase pasang surut dalam kariernya.

Seperti pada awal tahun ini misalnya. Anthony Sukses menjadi kampiun di ajang Daihatsu Indonesia Masters 2020 BWF World Tour Super 500 dan menjadi aktor keberhasilan tim beregu putra Indonesia saat menjuarai Badminton Asia Team Championships (BATC) 2020 di Manila, Filipina. Namun pada All England 2020 BWF World Tour Super 1000, Maret lalu, Anthony harus angkat koper lebih cepat usai kalah di babak pertama.

Sebagai tunggal putra nomor satu Indonesia, Anthony sudah merasakan banyak kemenangan dan kekalahan di turnamen level dunia. Mengutip dari laman Jawapos.com, Anthony membagikan lima pertandingan paling berkesan sepanjang kariernya.

 

  • Final Korea Open 2017 vs Jonatan Christie (Indonesia)

All Indonesian Final pertama setelah sekian lama di tunggal putra. Ini final pertama saya di level superseries dan juga gelar superseries pertama. Melawan teman sendiri, jadi masing-masing sudah tahu gaya mainnya.

Jojo sempet juga menemukan solusi dan mengantisipasi permainan cepat saya. Di game kedua, Jojo yang ambil. Nah di game ketiga saling kejar-kejaran poin. Turnamen itu menjadi penampilan terbaik saya.

 

  • Final Beregu Asian Games 2018 vs Shi Yuqi (Tiongkok)

Saya ingin sekali menyumbang angka untuk Indonesia saat itu dan peluangnya cukup terbuka. Sayang saya cedera lutut di akhir-akhir laga game ketiga. Saya sempat mendapat perawatan dari tim medis saat jatuh setelah mendapat serangan dari Shi Yuqi. Tapi akhirnya saya menyerah dan nggak bisa ngelanjutin pertandingan.

Shi Yuqi lebih muda dari Lin Dan, pergerakannya lebih cepat. Menghadapi dia harus lebih sabar dan jangan terburu-buru saat menyerang. Menurut saya pertandingan di Asian Games 2018 jadi pertandingan yang bakal saya kenang terus. Sampai titik terakhir penghabisan fisik saya, saya bisa terus bermain. Meskipun pada akhirnya, saya tumbang.

 

  • Final China Open 2018 BWF World Tour Super 1000 vs Kento Momota (Jepang)

Di turnamen itu, saya satu-satunya wakil Indonesia yang bisa menembus final. Perjalanan ke final juga sudah sangat berat, saya harus bertemu Lin Dan, Viktor Axelsen, Chen Long, dan Chou Tien-chen. Bisa dibilang mereka punya ranking lebih tinggi dari saya.

Di laga final, saya selalu tertinggal dari Momota. Beruntungnya juga, Momota gagal menjaga konsistensi permainan. Puji Tuhan saya akhirnya bisa menang.

 

  • Final BWF World Tour Finals 2019 vs Kento Momota (Jepang)

Saya sudah unggul di game pertama, tapi Momota bermain lebih sabar. Di game kedua, Momota mencoba bermain agresif, tapi saya nggak ngasih ruang buat dia mengendalikan permainan. Di game kedua saling kejar-kejaran poin. Tapi Momota berada di atas angin.

Di game ketiga, saya meninggalkan Momota hingga skor 11-5. Saya juga sempat menepi karena harus menjalani penanganan cedera jari kaki kanan. Dan saya kehilangan fokus dan akhirnya kalah. Tahun 2019 memang berat buat saya karena saya tidak memenangi satupun gelar.

 

  • Youth Olympic Games 2014

Ini lebih ke turnamennya sih, karena kali pertama merasakan atmosfer Olimpiade seperti apa walau hanya kelas junior. Waktu itu saya dapat perunggu dan jadi satu-satunya perwakilan (tunggal putra) Indonesia.