Menaggapi kebijakan tersebut, Melati Daeva Oktavianti mengatakan bila dirinya belum bisa membayangkan bagimana rasanya berlebaran di Pelatnas PBSI. Pasalnya, ini akan menjadi pengalaman pertama Melati merayakan hari raya dalam masa karantina tertutup.
“Kalau saya sih belum kebayang gimana rasanya lebaran di Pelatnas. Biasanya kalau nggak di rumah (lebaran, red) ya lagi pertandingan. Tahun lalu kebetulan saya lebaran lagi pertandingan di Australia Open. Karena sudah pernah mengalami, jadi sudah kebayang rasanya. Kalau tahun ini belum kebayang,” kata Melati Daeva Oktavianti dalam perbincangannya di Instagram live bersama @badminton.ina.
Meski harus berlebaran di Pelatnas, namun PBSI memberikan sedikit kelonggaran dengan membolehkan keluarga para atlet untuk berkunjung ke Cipayung saat Hari Raya dengan catatan harus sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku di PBSI. Kegiatan kunjungan keluarga ini nantinya akan dijadwalkan dan dikoordinasikan melalui Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) serta tim Dokter PBSI.
Setelah menjuarai All England 2020 BWF World Tour Super 1000, pertengahan Maret lalu, Melati belum bertemu secara langsung dengan keluarganya karena harus menjalani isolasi mandiri dan karantina tertutup di Pelatnas PBSI.
“Sudah dua bulan belum ketemu keluarga. Jadi sekarang lebih seringnya telepon atau videocall saja. Biasanya bisa seminggu atau dua minggu sekali ketemu, tapi itu juga kalau lagi nggak ada pertandingan,” tuturnya.
Sementara itu, PP PBSI juga akan mendiskusikan pelaksanaan teknis shalat Idul Fitri di Pelatnas. Seandainya memungkinkan untuk dilaksanakan, kegiatan ini juga harus mengacu pada protokol keselamatan dari pemerintah.