Tahun ini, keduanya bahkan berhasil menduduki podium tertinggi di ajang All England 2020 BWF World Tour Super 1000, Maret lalu usai mengandaskan perlawanan pasangan Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai dengan skor 21-15, 17-21 dan 21-8.
Yang menambahkan kesan, All England tahun ini menjadi raihan tertinggi Praveen/Melati selama berduet. Bukan cuma itu, gelar tersebut juga menjadi yang pertama bagi Melati namun jadi titel kedua buat Praveen. Sebelumnya, pada 2016 lalu, Praveen sudah lebih dulu mencicipi manisnya kampiun di All England saat masih berpasangan dengan Debby Susanto.
Menganggapi raihan tersebut, Melati pun tidak menepis bila dirinya memiliki perasaan senang bermain di Eropa. “Sebenernya nggak gitu. Setiap pertandingan, dimana pun itu, kita selalu berusaha maksimal memberikan permainan terbaik,” ungkap Melati Daeva Oktavianti dalam konfrensi pers virtual, Kamis (11/6).
“Mungkin lagi pas banget saja dapetnya di Eropa semua. Jadi banyak yang bilang kalo kita cocoknya main di Eropa. Tapi memang feel-nya lebih enak main di Eropa, mungkin karena lebih adem. Terus kalau di Eropa, shuttlecocknya berat,” sambungnya menambahkan.