Menanggapi hal tersebut, Rexy mengembalikan seluruhnya kepada para pengurus pusat. Baginya, ini adalah sebuah risiko dan konsekuensi dari pekerjaan yang ia jalani saat ini.
Menurut Rexy, mantan pebulutangkis nasional berdarah Ternate itu, risiko adalah bagian dari hal yang tak bisa terlepas dari sebuah pekerjaan. Itu juga yang membuat seseorang bisa lebih maju ke depannya.
"Kita kerja harus tahu ada risikonya. Saya sudah bangga, sebagai pemain saya dulu sudah bisa bawa medali emas, sebagai pelatih walaupun dapat perak Olimpiade, bicara multievent sudah dapat emas, dan sekarang saya di pengurus saya bisa kembalikan Indonesia di trek medali emas," beber Rexy, peraih medali emas Olimpiade 1996 Atlanta di nomor ganda putra bersama Ricky Subagja.
"Jika saya tidak dilanjutkan lagi (jadi pengurus di PBSI) itu sebuah konsekuensi yang harus saya terima. Sisi baiknya, ini saatnya saya kumpul keluarga. Selama tiga tahun ini saya kan on-off ketemu anak-istri. Sekarang saya punya waktu lebih banyak untuk bisa kumpul sama anak anak," ucap Rexy.
Dijelaskannya, selama empat tahun ini ia sudah bisa mengembalikan tradisi emas Olimpiade yang sempat hilang di London 2012. Ke depannya, buat Rexy, perjuangan belum berakhir dan bakal penuh risiko serta konsekuensi.