Menu Sahur dan Bukan Puasa yang Disarankan Ahli Gizi untuk Tim Bulutangkis Indonesia

Tim tunggal putra Indonesia saat mendapatkan pengarahan dari dokter ahli gizi. (Foto: PP PBSI)
Tim tunggal putra Indonesia saat mendapatkan pengarahan dari dokter ahli gizi. (Foto: PP PBSI)
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Selama menjalani ibadah puasa di bulan suci Ramadhan, asupan nutrisi yang tepat dan maksimal tentu sangat dibutuhkan para pebulutangkis Indonesia. Apalagi sejak awal Ramadhan, pekan lalu, jadwal latihan mereka sudah kembali normal. Mengingat ada beberapa turnamen terdekat yang bakal diikuti. Seperti Spain Masters 2021 BWF World Tour Super 300, Malaysia Open 2021 BWF World Tour Super 750 dan Singapore Open 2021 BWF World Tour Super 500.

Terkait hal itu, Pelatnas PBSI pun kemudian memanggil ahli gizi, Vetinly dan Paulina Toding untuk memberikan saran tentang asupan nutrisi selama bulan Ramadhan bagi tim bulutangkis Indonesia. “Yang perlu diperhatikan atlet agar tetap fit dan imun terjaga saat menjalankan puasa adalah kecukupan kalori, komposisi makanan serta cairan dan elektrolit,” kata dr. Vetinly.

“Bagi atlet yang mau tetap berpuasa, harus memperhatikan asupan makan ketika sahur dan berbuka puasa. Tentu saja selain memperhatikan kecukupan kalori, komposisi makanan yang diasup juga perlu diperhatikan. Yang sebaiknya dikurangi adalah makanan yang tinggi akan lemak jenuh. Perbanyak karbo kompleks, serat dan protein,” lanjutnya menjelaskan.

Tidak sampai di situ, Vetinly juga kemudian membagikan tips atau saran untuk menu sahur dan berbuka puasa yang bisa dikonsumsi para atlet.

“Menu sahur sebaiknya adalah lengkap mengandung semua makronutrien (karbohidrat, protein, lemak) serta micronutrien (vitamin dan mineral). Tentu saja diusahakan karbohidrat berasal dari karbohidrat kompleks dan serat yang cukup agar bisa menyediakan energi yang cukup sepanjang hari. Dan tidak lupa asupan protein juga penting untuk memberi efek kenyang lebih lama,” jelasnya.

“Untuk buka puasa, sebaiknya diawali dengan air putih satu-dua gelas, lalu dilanjutkan dengan karbohidrat sederhana seperti jus buah atau buah kurma. Untuk menu-menu takjil seperti kolak, yang banyak lemak jenuh, santannya bisa diganti dengan susu low fat atau fiber creme,” tandasnya.