Di kejuaraan dunia edisi ke-28 yang berlangsung di Kopenhagen, Denmark, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati, dan Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja, kandas di babak 16 besar kejuaraan dunia edisi ke-28 tersebut.
"Menurut saya, khususnya mixed (doubles) perlu pembenahan. Masih banyak kekurangan-kekurangannya dan timpangnya. Mixed ini harus ekstra kerja keras untuk ngimbangin Zheng Si Wei/(Huang Ya Qiong), Seo Seung Jae/(Chae Yu Jung), atau Dechapol (Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai)," jelas pria yang biasa disapa Owi ini, melalui tayangan bincang-bincang "Si Paling Sport: Tontowi Ahmad, Lembaran Baru dan Cerita Klasik Sang Legenda" garapan CNN Indonesia yang disiarkan melalui situs berbagi video YouTube.
"Masih timpang," kembali, peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 bersama Liliyana Natsir ini menegaskan.
Di sisi lain Owi juga menilai, diperlukan kejelian dari para pemain Indonesia dalam berhadapan dengan pemain elite dunia. Hal ini menjadi salah satu bekal mereka untuk menjadi bagian dari ganda campuran top dunia. "Kalau saya melihat Dejan/Glo, mereka sebenarnya main polanya sudah bagus. Tapi kurang pintar sedikit aja mainnya. Kita cari poin itu, kan, kita harus ngakalin musuh, jangan main monoton," tegas sang Olimpian.
"Untuk Dejan/Glo, ini kritik untuk membangun mereka, ya. Itu kalau bola susah sedikit, (dibalas) bola naik. Jadi mereka mau diserang. Padahal jaman dulu, kan, gimana caranya bola itu nggak naik. Gimana caranya kita nyerang, ngadu. senjata yang paling bagus, kan, menyerang, daripada bertahan," demikian Owi.