Tapi sebelum ke Denmark Open I dan Denmark Open II, tim bulutangkis Indonesia akan lebih dulu berlaga di ajang putaran final Piala Thomas dan Uber 2020 yang akan berlangsung di Aarhus, Denmark pada 3 hingga 11 Oktober mendatang. Piala Thomas dan Uber 2020 ini juga sekaligus menjadi penanda dimulainya turnamen internasional setelah hampir enam bulan ditangguhkan akibat pandemi.
“Filosofinya, BWF ingin pemain bertanding setelah sudah lama tidak bertanding, tapi diusahakan agar mereka tidak berpindah-pindah negara karena pertimbangan risiko kesehatan karena adanya wabah COVID-19,” ujar Sekretaris Jenderal PP PBSI, Achmad Budiharto dalam siaran pers PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com.
“Setelah mengadakan konsolidasi internal, PBSI memutuskan untuk ikut serta di Piala Thomas & Uber serta Denmark Open I dan II. Ini adalah kesempatan bagi pemain, di samping bisa dapat poin, pemain juga dapat lebih banyak kesempatan bertanding,” sambungnya menambahkan.
Setelah Piala Thomas dan Uber 2020, Denmark Open I dan Denmark Open II, BWF kembali mengagendakan tiga turnamen besar secara beruntun pada November mendatang. Yakni Asia Open I 2020 BWF World Tour Super 1000 yang dihelat pada 10 hingga 15 November, Asia Open I 2020 BWF World Tour Super 1000 pada 17 hingga 22 November serta turnamen penutup BWF World Tour Finals 2020 yang dijadwalkan berlangsung pada 25 hingga 29 November mendatang.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PP PBSI Achmad Budiharto telah memastikan keikutsertaan pebulutangkis Indonesia dalam tiga kejuaraan yang berlangsung di Denmark tersebut. Tim Indonesia juga dipastikan akan ambil bagian di ajang Piala Thomas & Uber 2020, bahkan siap menggelar Mola TV PBSI Thomas & Uber Cup Simulation 2020 pada pekan depan untuk memantapkan persiapan jelang perebutan dua lambang supremasi bergengsi tersebut.
Mengenai dua turnamen super 1000 di Asia dan kelanjutan Blibli Indonesia Open 2020 BWF World Tour Super 1000 yang awalnya akan dilangsungkan pada November nanti, Budiharto mengatakan bila hal tersebut masih akan didiskusikan lebih lanjut dengan BWF.
“Seri di Asia mungkin saja di Indonesia, banyak hal yang harus dibicarakan karena masalahnya cukup kompleks. Kalau dari pemerintah, sudah ada lampu hijau untuk mengadakan event olahraga di Indonesia, tapi tetap dengan protokol COVID-19, karena concern-nya tetap keselamatan atlet dan stakeholder lainnya,” tandasnya.