Tidak hanya menyampaikan pengunduran diri, dalam surat yang ditujukan kepada Ketua Umum PP PBSI, Wiranto itu, pebulutangkis kelahiran Banyumas, 18 Juli 1987 ini juga tidak lupa mengucapkan rasa terima kasih dan apresiasinya kepada PBSI atas bimbingan serta kesempatan yang telah diberikan untuknya selama menjadi pebulutangkis.
“Tontowi telah mengajukan surat pengunduran diri per hari ini. PBSI mengucapkan terima kasih kepada Tontowi yang sudah berjuang dan berkontribusi dengan membawa banyak gelar juara serta mengharumkan nama bangsa Indonesia,” kata Sekretaris Jenderal PP PBSI, Achmad Budiharto dalam siaran pers yang diterbitkan PBSI, Senin (18/5).
Bersama mantan pasangannya yang sudah lebih dulu gantung raket, Liliyana Natsir, Tontowi merupakan pahlawan bulutangkis Indonesia ketika sukses mempersembahkan medali emas ganda campuran di ajang Olimpiade Rio de Janeiro 2016 lalu. Bahkan pada saat itu, Tontowi/Liliyana merupakan satu-satunya penyumbang medali emas untuk Merah Putih.
“Puncak prestasi Tontowi adalah di Olimpiade Rio 2016. Setelah di Olimpiade London 2012 kita gagal menyumbang medali dari bulutangkis, di 2016, bersama Liliyana, Tontowi berhasil mempersembahkan medali emas. Itu adalah jasa yang sangat dihargai PBSI dan seluruh bangsa Indonesia,” ungkapnya.
Sepanjang kariernya bersama Liliyana, Owi/Butet, julukan keduanya, merupakan andalan Indonesia di berbagai turnamen bulutangkis level dunia. Tak hanya emas Olimpiade, Tontowi/Liliyana juga merupakan Juara Dunia 2013 dan 2017 serta pemegang titel hattrick All England pada 2012, 2013 dan 2014. Selain itu, Owi/Butet juga pernah menduduki ranking satu dunia.
“Tontowi adalah seorang pekerja keras, tekun, tidak pernah mengenal lelah, terutama kalau dia sedang dapat tantangan. Saya kira ini bisa menjadi contoh teladan bagi atlet-atlet muda, kerja keras dan disiplinnya patut dicontoh,” tutup Budiharto.