"Yang juga jadi penyebab kegagalan, pemain kita kurang berani, kurang nekat, dan juga kadang kurang sabar. Harusnya, kalau lawan bermain nekat, pemain kita harus lebih nekat," kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky, melalui keterangan persnya pada Minggu (19/2) petang.
"Kalau lawan bermain berani, pemain kita juga harus jauh lebih berani lagi. Tetapi tak hanya nekat dan berani di lapangan. Pemain kita juga harus bisa mengatasinya dengan bermain lebih pintar dan cerdik," Rionny, menambahkan.
Pada fase penyisihan grup, dari laga melawan tiga negara Asia Barat, yakni Lebanon, Suriah, dan Bahrain, Inodnesia selalu menang dengan skor 5-0. Setiap pertandingan dimenangi dengan dua gim langsung.
Namun, Indonesia menemukan kesulitan saat berhadapan dengan Thailand pada pertandingan terakhir penyisihan Grup C tersebut. Padahal, tim "Merah Putih" mengandalkan pemain-pemain terbaiknya. Meski demikian, Anthony Sinisuka dan kawan-kawan berhasil mengatasi perlawanan Thailand dan menang 3-2, kemudian sukses meraih posisi puncak alias juara grup.
Indonesia hanya mampu mencapai perempat final seusai dikalahkan Korea Selatan 1-3. Seusai kemenangan Chico Aura Dwi Wardoyo pada partai pertama, tiga wakil "Merah Putih" berikutnya bertumbangan.
Menurut Rionny, keputusan untuk menurunkan Chico sebagai tunggal putra pertama, kemudian tunggal putri Putri Kusuma Wardani diambil lantaran dua pemain tunggal utama tidak dalam kondisi prima. Anthony dinilai bermain kurang baik pada pertandingan melawan Thailand.
"Secara umum, memang kondisi pemain banyak yang tidak prima. Gregoria (Mariska Tunjung) sakit flu, Putri KW juga sebetulnya tidak sehat. Fadia (Siti Fadia Silva Ramadhanti) yang tidak fit memang sangat dilematis kalau tidak diturunkan, meskipun kondisi sakitnya tidak separah Gregoria dan Putri KW. Kondisi Rian juga tidak fit benar," ungkap Rionny.
Menurutnya, inilah pelajaran pahit dari Dubai yang harus diterima oleh seluruh anggota tim bulu tangkis Indonseia. Mereka perlu bekerja keras dan berlatih lebih giat lagi, agar kegagalan serupa tidak terulang kembali pada perebutan Piala Sudirman mendatang.