Pebulutangkis ganda campuran junior Indonesia, Indah Cahya Sari Jamil, misalnya. Dia harus melewati masa junior terakhirnya dengan puasa gelar. Pasalnya, dalam dua edisi WJC terakhir (2018 dan 2019), pebulutangkis binaan PB Djarum Kudus kelahiran 16 Maret 2020 itu selalu membawa pulang medali.
Dua tahun lalu di WJC 2018 Kanada, Indah sukses menjadi juara dunia junior di sektor ganda campuran bersama Leo Rolly Carnando. Sedangkan pada WJC 2019 di Kazan, Rusia, Leo/Indah nyaris mendapatkan back to back championships. Sayangnya mereka harus finis sebagai runner up dan meraih medali perak.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susani menerima dengan legawa terkait keputusan pembatalan WJC 2020 ini. “Cukup disayangkan karena yang lahir 2002 tidak bisa ikut bertanding ke kejuaraan dunia junior. Dilihat keselamatan dan keamanan semuanya. Mungkin orang tua agak worry juga untuk memberangkatkan,” kata Susy Susanti mengutip dari Jawapos.com.
Sedikitnya ada 15 pemain kelahiran 2002 dari seluruh sektor yang dipastikan tidak memiliki kenangan di ajang WJC terakhir mereka sebelum masuk fase senior tahun depan.
Meski hilang kesempatan, Susy berharap atlet-atlet junior Indonesia tidak lantas patah semangat dan terlarut dalam kekecewaan. ”Dalam situasi ini, bukan hanya Indonesia, melainkan juga seluruh dunia. Tidak ada yang dirugikan. Harus berlatih lebih keras untuk ke senior,” tutupnya.
Berikut daftar pemain kelahiran 2002 yang sebelumnya di Proyeksikan untuk WJC 2020:
- Indah Cahya Sari Jamil (Ganda Campuran)
- Teges Satriaji Cahyo (Ganda Campuran)
- Lanny Tria Mayasari (Ganda Putri)
- Jesita Putri Miantoro (Ganda Putri)
- Melani Mamahit (Ganda Putri)
- Tryola Nadia (Ganda Putri)
- Chrisandy Santosa (Ganda Putra)
- Rian Canavaro (Ganda Putra)
- Asghar Herfanda (Ganda Putra)
- Aisyah Sativa Fatetani (Tunggal Putri)
- Putri Kusuma Wardani (Tunggal Putri)
- Komang Ayu Cahya Dewi (Tunggal Putri)
- Saifi Rizka Nurhidayah (Tunggal Putri)
- Alvi Wijaya Chairullah (Tunggal Putra)
- Tegar Sulistyo (Tunggal Putra)