“Punya badan tinggi pasti ada plus dan minusnya. Minusnya, kalau main ganda campuran kan bolanya cepat dan datar, sedangkan badan aku di atas net dan bolanya sejajar net, jadi aku lebih banyak nunduk nggak bisa paksain untuk ngambil (shuttlecock). Nah kalau maksa ngambil kan nantinya malah jadi nyusahin partner,” jelas Gloria Emanuelle Widjaja dalam bincang-bincang virtual bersama PP PBSI di Instagram Live.
“Kelebihannya punya badan tinggi, untuk posisi nyerang, aku masih bisa ngebantu partner di belakang. Dan aku bisa lebih cepet ngeduluin bola depannya, soalnya kan aku cuma butuh selangkah atau dua langkah. Tapi memang harus lebih cepat mainnya,” lanjutnya menambahkan.
Gloria yang berduet dengan Hafiz Faizal merupakan ganda campuran Indonesia ranking delapan dunia. Sepanjang 2020 ini, mereka baru turun di empat turnamen. Yakni Malaysia Masters 2020 BWF World Tour Super 500, Daihatsu Indonesia Masters 2020 BWF World Tour Super 500, Thailand Masters 2020 BWF World Tour Super 300 dan All England 2020 BWF World Tour Super 1000.
Pencapaian terbaik Hafiz/Gloria di tahun ini adalah runner up di Thailand Masters 2020 BWF World Tour Super 300, Januari lalu. Mereka harus mengakui keunggulan pasangan Inggris, Marcus Ellis/Lauren Smith dengan kekalahan 16-21, 21-13 dan 16-21.
Sementara itu, berada di peringkat delapan dunia, Gloria mengatakan bila dia masih penasaran untuk mengalahkan pasangan ranking dua dunia asal Tiongkok, Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping. Sebab dalam tiga kali pertemuan, Hafiz/Gloria tercatat belum pernah sekalipun mencuri kemenangan.
“Kalau buat aku sendiri sih susahan lawan Wang Yil Yu/Huang Dong Ping, soalnya masih belum dapet saja sih pola dan kebiasaannya,” tutupnya.