“Sesuai kewenangannya dan bisa bekerja sama serta mendukung penuh program para pelatih. Seperti halnya Rexy Mainaky di periode Pak Gita Wirjawan, dia (Rionny, Red) juga sukses karena punya pengalaman banyak di luar negeri,” kata Richard Mainaky mengutip dari Jawapos.com.
Rionny sendiri baru bergabung dengan Pelatnas PBSI pada tahun lalu dan dipercaya untuk menangani Gregoria Mariska Tunjung di sektor tunggal putri. Ditunjuknya Rionny sebagai Kabid Binpres PP PBSI ini, sekaligus mengembalikan kenangan pada era kepemimpinan Gita Wirjawan (2012-2016), yang saat itu posisi Kabid Binpres diduduki adiknya, Rexy Mainaky.
Tugas Rexy pada periode 2012-2016 boleh dibilang sangat berat. Pasalnya, dia harus mengembalikan tradisi emas bulutangkis Indonesia yang sempat terputus pada ajang Olimpiade London 2012 lalu. Seiring berjalannya waktu, Rexy sukses membayar kepercayaan sebagai Kabid Binpres PP PBSI 2012-2016 dengan mengembalikan tradisi emas bulutangkis Indonesia pada ajang Olimpiade Rio de Janeiro 2016 melalui ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Sementara itu, Agung mengatakan bahwa kesuksesan Rionny di Jepang menjadi alasannya untuk menaruh adik Rexy tersebut di kursi Kabid Binpres PP PBSI periode 2020-2024. “Kami ingin mendapatkan informasi dari Rionny, apa saja dari Jepang yang bisa dipraktikkan di sini. Target besar kami merebut kembali supremasi dunia di bulutangkis,” kata Agung Firman.
Di sisi lain, Kabid Binpres periode 2016-2020, Susy Susanti berharap besar jika kepengurusan sekarang bisa lebih baik dan Rionny mampu melanjutkan estafet kejayaan bulutangkis Indonesia di kancah dunia. Menurut Susy, pembinaan, regenerasi dan prestasi bulutangkis Indonesia di semua sektor harus bisa lebih baik dari sebelumnya.
“Di periode 2016–2020 sudah mengumpulkan 161 gelar juara junior dan senior. Semoga di pengurusan yang baru bisa lebih lagi,” tutur Susy Susanti.