"Jafar/Aisyah harus menjadi motivasi bagi kakak-kakaknya. Di perempat final mereka kalah tenaga tapi di babak sebelumnya, Jafar/Aisyah bisa mengalahkan pemain-pemain di level yang jauh lebih di atas," tegas Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky, Selasa (31/1).
"Ini tantangan bagi Rinov (Rivaldy)/Pitha (Haningtyas Mentari) dan lain-lain untuk bagaimana bertanding lebih kerja keras dan lebih ngotot dalam bertanding. Jangan mau kalah sama adiknya ini," tambahnya.
Pada pertandingan perempat final di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (27/1) malam, Jafar/Aisyah kalah dari Feng/Huang dengan skor identik 13-21, 13-21. Pasangan yang kini menempati peringkat 82 dunia itu terlihat "kehabisan bensin" seusai melalui laga heroik dari babak kualifikasi hingga perempat final.
Dalam siaran pers Humas PP PBSI disebutkan, pencapaian Jafar/Aisyah menjadi tantangan bagi Rinov/Pitha, Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati dan Zachariah Josiahno Sumanti/Hediana Julimarbela, untuk, lebih kerja keras. "Saya melihat pemain-pemain muda seperti Chico (Aura Dwi Wardoyo) dan Leo (Rolly Carnando)/Daniel (Marthin) kemarin luar biasa permainannya. Dari hasil pun maksimal. Termasuk di ganda campuran ada Jafar/Aisyah yang berhasil mengejutkan. Hanya memang penampilan terbaik saya bilang ada di Jonatan (Christie). Dari ketenangan dan keyakinan, dia memang pantas juara. Di ganda putra saya berpikir Fajar (Alfian)/(Muhammad) Rian Ardianto bisa kembali ke final tapi sayangnya memang belum," Rionny, memaparkan.
Pada sisi lain, Rionny membeberkan kunci mempertahankan kondisi ketika turnamen sedang padat-padatnya. "Saat turnamen memang kita tidak bisa banyak memberikan latihan-latihan yang bersifat teknik dan kekuatan. Tapi kita terus mencoba me-maintain dengan pelatih fisiknya, dokter gizinya bagaimana memenuhi istirahat dan makannya," tuturnya.
"Gaya hidup itu penting sekali untuk tetap berada di puncak performa. Ini yang terus kita maksimalkan," demikian Rionny.