Melalui pertarungan sengit dan ketat, Duo-G (Gerardo/Gibran), tampil lebih fokus dan tenang. Tak heran mereka akhirnya menjadi juara setelah mengatasi perlawanan Alif/Nendi lewat tiga gim 17-21 21-19 21-17.
"Tadi kami menang karena lebih tenang dan fokus di poin-poin kritis. Kami tidak boleh melakukan kesalahan saja saat melawan teman seklub," aku Gerardo.
Sebaliknya, Alif mengakui, pada di gim ketiga, fokus dan konsentrasinya sempat hilang. Tak pelak, keduanya harus mengakui keunggulan Gerardo/Gibran pada final Seleknas 2022.
"Kami tentu sudah tahu kelebihan dan kekurangan masing-masibg. Kali ini lawan lebih tenang dan fokus sehingga bisa juara," kata putra dari pasangan mantan pemain pelatnas, Wahyu Agung dan Indarti Isoliana, ini.
Soal "perang saudara" ini, juga diakui oleh Gerardo. "Tidak mudah bertemu teman sendiri. Tadi kami lebih ngotot untuk bisa juara," ungkapnya.
Gerardo dari awal memang sudah bertekad untuk bisa mengikuti jejak sang paman, Markis Kido. "Tiket masuk ke pelatnas sudah saya rebut. Saya kini harus lebih bersemangat lagi agar prestasinya bisa mengikuti Markis Kido," demikian Gerardo.