Bagaimana tidak? Dari empat tim yang mereka kirim yaitu di persaingan putra dan putri U-17 maupun U-19, mereka mampu menembus partai puncak final. Meskipun hanya berhasil meraih dua gelar yakni tim putra U-17 dan putra U-19, namun Djarum Kudus pun rasanya memang paling pantas dinobatkan sebagai klub yang paling sukses di ajang turnamen berhadiah total Rp 610 juta ini.
Fung Permadi (Tengah) Bersama Tim Putra Djarum Kudus U-17
Pasalnya, dua gelar lagi terbagi oleh dua tim yang berbeda. Yakni putri U-17 oleh Exist Jakarta, dan putri U-19 oleh Jaya Raya. Diakui Fung Permadi, selaku manajer tim Djarum Kudus jika hasil yang didapatkan oleh pasukannya kali ini merupakan yang terbaik dan perlu diapresiasi.
"Dengan hasil keseluruhan kita mendapatkan dua gelar dan dua runner up, kalau dibilang puas ya pasti tidak ada puasnya. Tetapi hasil ini merupakan hasil terbaik yang kami dapatkan dan patut diapresiasi,” ujarnya.
Tak hanya itu, runner-up kejuaraan dunia 1999 itu juga mengomentari hasil yang didapatkan oleh tim terakhirnya yang meraih gelar malam tadi, (10/12) yakni tim putra U-19 yang menang 3-2 atas Jaya Raya.
"Jika dilihat dari standard, hasil yang didapatkan tim putra di final tadi sudah sesuai yang diprediksikan sebelumnya pasti bakal ketat hingga partai kelima. Karena kami memperhitungkan di tunggal kedua dan ganda kedua, kami kalah masing-masing 45:55,” ujarnya.
Ia pun tak lupa mengungkapkan beberapa evaluasi keseluruhan yang perlu dibenahi kedepannya bagi Djarum Kudus.
“Tentunya masih perlu pembenahan dari banyak sisi untuk bisa bertanding di turnamen beregu seperti ini. Kalau saya lihat, rata-rata hampir seluruhnya masih merasa demam panggung dan kurang tangguh menghadapi pertandingan,” katanya.
“Untuk tahun depan, saya inginnya sih semua nomor bisa juara. Karena turnamen ini menurut saya sangat penting untuk persiapan mereka berlaga di turnamen beregu di level yang dewasa. Dan tentunya jika melihat peta persaingan tahun depan, saya kira tidak akan jauh dengan tahun ini,” pungkasnya.