Gelar itu seakan mengobati luka yang diperoleh oleh tim putri U19 Djarum Kudus, yang sebelumnya pada petang tadi, takluk 2-3 atas tim yang sama, Jaya Raya.
Kemenangan Djarum di final tadi diperoleh, setelah mendapatkan dua poin beruntun dari tunggal pertama, atas nama Ikhsan Leonardo Emanuel Rumbay yang tampil apik mengalahkan Karono dengan 21-18 dan 21-6. Dan ganda pertama, Leo Rollycarnando/Rinov Rivaldy yang menang atas Alfandy Rizki Putra Kasturo/Emmanuel Randhy Febrytho, juga dengan dua game langsung 21-18 dan 21-17.
Djarum pun terpaksa harus menahan rasa gembiranya terlebih dahulu, setelah gagal memastikan kemenangan dengan 3-0. Pasalnya, wakil ketiga dari nomor tunggal kedua, Alberto Alfin Yulianto, gagal menyumbang poin usai takluk ditangan, Nyoman Tryadnya Arya Kurniawan dengan 20-22 dan 19-21, dan menjadikan skor 2-1 untuk keunggulan Djarum.
Di partai keempat, lagi-lagi tim Djarum harus menahan emosi kemenangnnya, usai wakil ganda kedua pasangan Pramudya Kusumawardana/Rehan Naufal Kusharjanto, gagal membendung duet wakil Jaya Raya, Ferdian Mahardika Ranialdy/Ghifari Anandaffa Prihardika usai kalah 21-18, 18-21, dan 14-21. Hasil itupun membuat kedudukan menjadi imbang 2-2. Terpaksa, laga terakhir yang mempertemukan tunggal ketiga Djarum, Handoko Yusuf Wijayanto kontra Andi Fadel Muhammad harus dimainkan.
Pertandingan di partai terakhir pun berlangsung panas selama tiga game. Handoko yang dapat mencuri kemenangan di game pertama dengan 21-15, tak mampu tampil konsisten di akhir-akhir gama kedua, sehingga kemenangan pun dapat dicuri oleh Fadel usai unggul 21-18 atas Handoko.
Seolah belajar dari kekalahan di game kedua, Handoko yang mendominasi jalannya pertandingan di game ketiga, kali ini mampu tampil konsisten hingga dapat mencuri kemenangan di game penentu tersebut dengan angka tipis 21-19. Hasil itu sekaligus memastikan tim Djarum Kudus U-19 putra berhak untuk merebut piala Liem Swie King untuk tahun ini, yang tahun 2016 lalu diraih oleh Exist Jakarta.
“Pertandingan tadi cukup menegangkan, karena saya harus jadi penentu menang atau kalahnya PB Djarum, dan itu membuat saya grogi di awal game pertama. Padahal di dua kali pertemunan pada tahun 2015 saya selalu menang atas lawan, tetapi memang kalau dipertandingan beregu dan turun dipartai terakhir tekanannya beda. Kunci kemenangan di pertandingan tadi saat angka kritis, saya selalu mencoba untuk mengikuti arahan pelatih dan modal nekad saja,” ujar Handoko.
“Tentunya senang sekali bisa memberikan yang terbaik untuk PB Djarum di turnamen yang untuk pertama dan terakhir kalinya saya ikuti ini. Karena tahun depan saya sudah naik ke level dewasa. Dan motivasi saya untuk bisa memenangkan pertandingan tadi, karena saya tidak ingin mengecewakan seluruh tim yang sudah dengan semangat memberi dukungan penuh untuk saya,” beber Handoko.
Handoko pun berpesan untuk juniornya yang akan mewakili klub nya di tahun 2018 mendatang, agar tetap menjaga kekompakan dan bisa mempertahankan gelar.
“Saya harap tim Djarum untuk kedepannya tetap kompak, dan berharap sekali junior-junior saya bisa mempertahankan gelar yang kami raih tahun ini,” pungkas Handoko.