Olivia menjadi penentu bagi timnya untuk membawa pulang Piala Susy Susanti untuk kedua kalinya, setelah tampil cemerlang pada partai terakhir melawan wakil Djarum, Desima Aqmar Syarafina dengan kemenangan telak dua game langsung 21-18 dan 21-14.
“Tadi sempat deg-degan, tapi saya mencoba untuk tenang dan berani saja walaupun dipertemuan sebelumnya saya kalah dari Desima,” ujar pemain yang akrab disapa Oliv itu.
“Senang dan bersyukur sama Tuhan, karena bisa jadi penentu Jaya Raya juara untuk kedua kalinya. Banyak pelajaran yang saya ambil di turnamen yang untuk pertama kalinya saya ikuti ini,” tutur Oliv.
Pebulutangkis berusia 17 tahun yang mengidolakan peraih medali emas olimpiade Brasil 2016, Carolina Marin (Spanyol) ini berharap, prestasi di tahun 2018 mendatang bisa lebih cemerlang.
“Harapan terdekat yang saya inigin capai adalah tahun depan bisa memberikan prestasi yang lebih bagus. Soalnya tahun ini saya belum bisa bersaing dengan baik, karena banyak mengalami kekalahan dibabak-babak awal. Semoga tahun depan bisa banyak meraih gelar juara,” jelas Oliv.
Oliv yang mulai bermukim di Jaya Raya sejak berusia 10 tahun itu dan berani tinggal jauh dari orang tua diusia yang sangat belia, ternyata mempunyai mimpi besar di dunia bulutangkis. Anak tunggal dari pasangan Reiner Kambey dan Ivone pangkey itu mengaku, dirinya ingin menjadi juara dunia.
“Saya rela jauh dari orang tua sejak kecil karena saya punya mimpi ingin menjadi juara dunia. Bahkan bukan itu saja, saya pun ingin menjadi pebulutangkis tunggal putri handal dari Indonesia berikutnya, yang menjadi kebanggan orang tua, keluarga, dan masyarakat Indonesia,” pungkas Oliv.