“Kami fokus awalnya adalah lolos ke babak delapan besar dulu. Kami punya kans. Kami mau membawa pulang Piala Thomas kembali ke Indonesia. Lawan-lawan di grup tidak mudah untuk dihadapi. Namun, kami tetap optimistis,” kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti dilansir Jawapos.com.
Lebih lanjut Susy mengatakan bila tim Malaysia menjadi penantang paling potensial di fase penyisihan Grup A Piala Thomas 2020 nanti. “Malaysia harus diwaspadai di grup A. Kalau melihat kekuatan di atas kertas, kami lebih unggul dari Belanda dan Inggris. Namun, kami harus siap dan tidak boleh menganggap enteng lawan,” tuturnya.
Bila sesuai prediksi, tim Thomas Indonesia akan diperkuat ganda nomor satu dan dua dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Belum lagi ada pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Sedangkan di sektor tunggal, Indonesia punya Anthony Sinisuka Ginting (6), Jonatan Christie (7) dan Shesar Hiren Rhustavito (18).
Sementara itu, berbeda dengan tim Thomas, tim Uber Indonesia diperkirakan bakal mendapatkan tantangnya yang lebih berat. Tergabung di Grup B, Gregoria Mariska Tunjung dkk akan berjumpa dengan Korea, Malaysia dan Australia.
Saat ini, Korea jelas menjadi lawan yang cukup berat buat tim Uber Indonesia. Tapi peluang srikandi Merah Putih untuk lolos ke perempat final masih sangat terbuka lebar, minimal jadi runner up di Grup B. “Korea Selatan memang kuat. Tetapi, saya rasa peluang tetap ada. Melawan Malaysia dan Australia juga tidak boleh lengah karena di pertandingan beregu apa pun bisa terjadi,” ujarnya.
Sudah sepuluh tahun atau lima kali edisi Piala Thomas dan Uber, tim beregu putri Indonesia kerap terhenti di babak delapan besar. Seperti halnya pada Piala Uber 2018 lalu, Indonesia terpaksa batal ke semifinal setelah kalah dari Thailand. “Yang penting, para pemain bisa menjaga fokus dan harus fight di lapangan,” tutup pahlawan Indonesia ketika menjuarai Piala Uber 1994 dan 1996 itu.