Diatas kertas, paling berat ada pada Ihsan. Dilaga perdananya nanti, ia harus langsung berjumpa unggulan pertama dari Korea Selatan, Son Wan Ho. Jika mulus dia akan bertemu pemenang dari laga Kanta Tsuneyama (Jepang) dengan Tanongsak Saensomboonsuk (Thailand), dan kemungkinan Lin Dan (Tiongkok) pada babak 8 besar.
Kemudian Jonatan pun tak kalah harus kerja keras. Ia akan berjumpa dengan Kazumasa Sakai (Jepang) Dilaga pertamanya. Jika berhasil dia diprediksi bertemu Ng Ka Long Angus (Hong Kong) atau Chen Long (Tiongkok) di babak selanjutnya.
Anthony pun demikian. Dirinya berpotensi bentrok dengan Lee Chong Wei (Malaysia) di babak kedua. Jika mampu melewatinya, juara Indonesia Masters 2018 itu akan bertemu unggulan pertama asal India, Kridambi Srikanth, di babak delapan besar.
"Pemain itu harus siap menghadapi siapapun. Apalagi sekarang pakai sistem peringkat yang secara otomatis siapapun bisa berhadapan," kata Kabidbinpres PBSI Susy Susanti, seperti dikutip dari Detiksport, Selasa (17/4).
"Sama jika misalnya Anthony di babak kedua bisa bertemu Lee Chong Wei, ya mau tidak mau harus dihadapi. Karena bagi saya selalu ini menjadi kesempatan juga untuk pemain memantau levelnya sekarang ada dimana? itu kan bisa kelihatan dengan dia melawan yang unggulan-unggulan levelnya terlihat ada di mana," lanjutnya.
"Malah mainnya juga bisa lebih lepas karena belum pernah bertemu dan memacu si atlet juga untuk berbuat lebih," tambah Susy.
Menurut Susy ada beberapa faktor yang bisa menguntungkan tunggal putra Indonesia di ajang ini. Salah satunya para jagoan tua seperti Lee Chong Wei sudah mulai menurun yang memperbesar kesempatan pemain muda untuk unjuk diri.
"Itu kan hukum alam lah. Jadi saya berharap ini menjadi kesempatan bagi atlet-atlet lain, menang bagus, kalah tidak apa-apa supaya dapat termotivasi lagi. Apalagi sebelumnya Anthony dan pemain lainnya pernah menjadi juara dan mengalahkan unggulan. Tentu hal itu menjadi modal mereka untuk menghadapi siapapun saat di Kejuaraan Asian nanti," tutupnya.