“Jujur saya sudah nothing to lose. Justru saya sangat berterima kasih karena masih bisa dikasih kesempatan sampai sejauh ini dan bisa ikut Olimpiade lagi. Jadi nanti di sana (Olimpiade), saya sudah nothing to lose. Tapi saya akan tetap berusaha menggunakan dan memaksimalkan kesempatan ini sebaik mungkin. Keluarga juga sama. Mereka semua tetap support dan mereka juga nothing to lose,” ungkap Greysia Polii.
Sebelumnya, Greysia sudah pernah merasakan panasnya persaingan di Olimpiade. Pertama kali, dia turun di Olimpiade London 2012 bersama Meiliana Jauhari. Lalu di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 bersama Nitya Krishinda Maheswari. Sayangnya pada saat itu, Greysia/Nitya harus terhenti di babak perempat final, setelah kalah 11-21 dan 14-21 dari pasangan Tiongkok, Tang Yuanting/Yu Yang.
Pada Olimpiade Tokyo 2020 nanti, Greysia berpasangan dengan Apriyani Rahayu. Berbeda dengan Greysia, Olimpiade Tokyo 2020 ini akan menjadi debut buat Apriyani. Meski Greysia mengatakan bahwa dirinya lebih nothing to lose, tapi keduanya sepakat untuk saling menyeimbangkan peran mereka masing-masing saat berjuang nanti. Dan tentunya berusaha memberikan yang terbaik untuk Indonesia.
“Persiapan sejauh ini sudah oke, tinggal nunggu saja sambil nanti di Kumamoto disiapkan lebih lagi sih segala sesuatunya,” tutup Greysia.
Greysia/Apriyani juga mendapat suntikan kepercayaan diri usai menjuarai turnamen Yonex Thailand Open 2020 BWF World Tour Super 1000 dan semifinalis di ajang Toyota Thailand Open 2020 BWF World Tour Super 1000, Januari lalu di Bangkok, Thailand. Hal itu tentu menjadi modal yang baik buat mereka dalam menjaga ekspektasi di Olimpiade Tokyo 2020.