Meski begitu, Kepala Pelatih Ganda Putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi optimistis jika persiapan kedua anak asuhnya itu sudah cukup baik dan maksimal sebelum bertolak ke Negeri Sakura, Jepang. “Kalau menurut saya, untuk event sebesar ini (Olimpiade), semuanya juga pasti mempersiapkannya semaksimal mungkin ya. Tapi memang, Olimpiade kali ini lain daripada yang lain, karena ada pandemi dan semuanya pasti sangat menjaga. Jadi musuhnya itu banyak, mulai diri sendiri, lawan dari negara lain dan virus ini tentunya. Dan itu dialami semua tim,” kata Herry Iman Pierngadi.
“Jadi kalau ditanya, mana saja tim-tim yang harus dijaga, saya rasa kita semua 0-0 nih. Karena Kevin/Gideon dan Hendra/Ahsan terakhir main di All England (2021) ya, setelah itu nggak ada pertandingan sama sekali. Lalu, musuh-musuh mereka dari negara lain seperti Tiongkok misalnya, mereka sudah hampir satu setengah tahun gak bertanding. Jadi kami tidak pernah tau kekuatan sesungguhnya itu seperti apa,” lanjutnya menambahkan.
Walau mengaku buta akan peta persaingan saat ini, tapi Herry sangat menyoroti dan mewaspadai performa ganda putra Taiwan, Lee Yang/Wang Chi Lin yang berhasil menyapu bersih tiga gelar juara pada Seri Asia, Januari lalu di Bangkok Thailand.
Saat itu, Lee/Wang sukses menjuarai Yonex Thailand Open 2020 BWF World Tour Super 1000, Toyota Thailand Open 2020 BWF World Tour Super 1000 dan BWF World Tour Finals 2020. “Pemain dari Taiwan juga harus dijaga ya. Karena, Januari kemarin mereka luar biasa (di Seri Asia). Juara di tiga turnamen beruntun. Jadi musuhnya itu satu per satu harus kami perhatikan,” tuturnya.
Tim bulutangkis Indonesia akan bertolak ke Jepang, malam ini (8/7) untuk menjalani pemusatan latihan sekaligus aklimatisasi di prefektur Kumamoto selama sepuluh hari ke depan sebelum benar-benar berlaga di ajang Olimpiade Tokyo 2020 yang akan berlangsung pada 24 Juli hingga 2 Agustus 2021 mendatang. Herry mengatakan bakal memanfaatkan kesempatan itu untuk memantapkan persiapan The Minions dan The Daddies.
“Karena mungkin untuk sepuluh hari ke depan di Kumamoto, suasananya masih belum terlalu tegang, masing enjoy. Jadi untuk mengatasi mental pemain saat pertandingan itu terbagi ke dalam beberapa tahapan. Penyisihan grup harus seperti apa, masuk babak delapan besar juga harus seperti apa. Nanti di semifinal atau final, itu jauh lebih penting dalam mengatur suasana hari para pemain,” jelasnya.
“Apalagi setiap pemain tidak sama, karakternya beda-beda. Tinggal gimana caranya kami sebagai pelatih bisa menjaga mental dan motivasi mereka selama bertanding. Dan saya sudah punya catatan khusus untuk itu. Lalu untuk mengatasi tekanan para pemain, apalagi memang ganda putra kan ditargetkan untuk bisa menyumbangkan medali. Nah ini yang harus saya atur suasananya, intinya suasana mental para pemain. Ada faktor keberuntungan juga dari hasil drwaing. Hasil undian itu juga cukup menentukan ya,” tandas Herry.