Tim Bulutangkis Indonesia Berencana Adaptasi dan Gelar Pemusatan Latihan di Kumamoto

Kepala pelatih ganda campuran Indonesia, Richard Mainaky (tengah) bersama Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. (Foto: PP PBSI)
Kepala pelatih ganda campuran Indonesia, Richard Mainaky (tengah) bersama Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. (Foto: PP PBSI)
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Gelaran Olimpiade Tokyo 2020 tinggal 43 hari ini. Tim bulutangkis Indonesia pun terus memaksimalkan persiapan di sisa waktu yang ada. Karena tidak adanya turnamen ‘pemanasan’ jelang Olimpiade, maka PP PBSI berinisiatif untuk menggelar simulasi pada 17 dan 18 Juni mendatang. Setelah itu, tim bulutangkis Indonesia juga berencana menggelar pemusatan latihan lanjutan di prefektur Kumamoto, Jepang.

Pemusatan latihan lanjutan di Kumamoto yang bakal digelar PP PBSI pada awal Juli mendatang bertujuan untuk adaptasi dan aklimatisasi pada kondisi di Jepang. Rencananya, agenda tersebut akan berjalan selama dua atau tiga pekan sebelum Olimpiade Tokyo 2020 resmi digelar pada 23 Juli nanti.

Tim bulutangkis Indonesia sendiri berhasil meloloskan tujuh wakil atau 11 pemain ke Olimpiade Tokyo 2020. Mereka adalah Anthony Sinisuka Ginting (tunggal putra), Jonatan Christie (tunggal putra), Gregoria Mariska Tunjung (tunggal putri), Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon (ganda putra), Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (ganda putra), Greysia Polii/Apriyani Rahayu (ganda putri) dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (ganda campuran).

Menurut Kepala Pelatih Ganda Campuran Indonesia, Richard Mainaky, rencana tersebut adalah persiapan terbaik yang bisa dilakukan tim bulutangkis Merah Putih saat ini. Pasalnya, situasi serta kondisi persiapan jelang Olimpiade kali ini sangat berbeda dengan edisi 2016 lalu di Rio de Janeiro. Meski begitu, Richard mengaku tidak terlalu khawatir. Sebab menurut dia, semua negara juga mengalami hal yang sama.

“Kalau ritme pertandingan bisa didapat saat turnamen internal. Kalau lihat pemain negara lain, sebenarnya kondisinya sama. Soal permainan juga sudah tahu semua, jadi tinggal strategi dan mental yang menentukan nanti,” kata Richard Mainaky dilansir Jawapos.com.

Dengan kondisi seperti sekarang, mempelajari kekuatan para kompetitor hanya bisa dilakukan lewat video pertandingan. Apalagi, sebagian besar pemain yang lolos ke Olimpiade Tokyo 2020 sudah diketahui, baik dari papan tengah maupun papan atas.

“Nanti saya buat tim sparring yang sesuai dengan kebutuhan. Misalnya Praveen/Melati tidak suka bola pendek, nanti tim sparring di-setting banyak kasih bola-bola yang tak disukai mereka,” tutupnya.