Pada piala Uber 2018 lalu, Greysia Polii cs harus terhenti di babak delapan besar setelah kalah 2-3 dari Thailand. Pencapaian terbaik tim Uber Indonesia dalam satu dekade terakhir terjadi pada 2010 lalu di Kuala Lumpur, Malaysia. Kala itu, srikandi Merah Putih mampu mencapai babak semifinal sebelum akhirnya tumbang 0-3 dari Tiongkok.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti menampik bila pihaknya pesimistis dengan peluang tim Uber Indonesia. Meski pun dia mengakui dalam 10 tahun terakhir, capaian tim Uber memang tidak banyak berubah. “Saya selalu realistis ngomongnya. Sekarang ranking kami dibanding negara lain ya kalah,” kata Susy Susanti dilansir Jawapos.com.
Menurut legenda bulutangkis Indonesia yang pernah meraih dua kali Piala Uber pada 1994 dan 1996 itu, target perempat final sudah realistis untuk tim putri Indonesia tahun ini. “Kalau semifinal sudah bagus. Bisa dilihat. Kalau yang paham bulutangkis, bisa lihat hitung-hitungannya. Kami masih kerja keras dua sampai empat tahun lagi,” tegas peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 itu.
Dari sektor tunggal, tim Uber Indonesia kemungkinan besar akan diperkuat Gregoria Mariska Tunjung (21), Fitriani (33) dan Ruselli Hartawan (35). Bahkan pemain junior Putri Kusuma Wardani tidak menutup keungkinan bisa dibawa ke Aarhus.
Sedangkan dari nomor ganda, pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu (8) tentu masih menjadi andalan. Kemudian, ada Ribka Sugiarto/Siti Fadia Silva Ramadhanti (32) dan Ni Ketut Mahadewi Istarani/Tania Oktaviani Kusumah yang berpeluang turun. Tapi ada kemungkinan juga Indonesia bakal menurunkan Nita Violina Marwah/Putri Syaikah.
“Komposisi pemain kami ketahuan kelasnya di mana. Dari ganda putri yang paten. Kami bisa lihat ranking walaupun hal itu tidak menentukan 100 persen hasil pertandingan nanti,” tuturnya.
Dari nama-nama tersebut, Susy belum memberikan jaminan bila mereka akan masuk ke dalam tim Uber Indonesia. Dia menegaskan jika capaian prestasi selama setahun belakangan ini cukup memberikan gambaran siapa saja yang masuk skuad inti.
“Sebetulnya sudah masuk namanya, tetapi belum penutupan BWF-nya. Otomatis tidak boleh tahu keluar. Takut ada perubahan atau negara lain nyontek. Siapa tahu ada perubahan,” tandasnya.