Menurut rencana, jenazah Vera akan dimakamkan di TPU Tanah Kusir Jakarta Selatan, Minggu (21/11) siang, diberangkatkan dari rumah duka di Kavling DKI Cipayung, Jakarta Timur. Sebelumnya, disalatkan di Masjid Al Islam di kawasan Cipayung.
"Innaalillaahi wa inna ilaihi rojiun. PBSI dan keluarga besar bulu tangkis Indonesia turut berduka cita atas berpulangnya salah satu pahlawan bulu tangkis Indonesia, Verawaty Fadjrin. Almarhumah adalah pemain yang berjasa besar mengangkat prestasi bulu tangkis Indonesia di pentas dunia. Semoga arwahnya diterima di sisi Allah dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," kata Ketua Umum PP PBSI Agung Firman Sampurna, melalui siaran pers PP PBSI.
Vera punya prestasi segudang. Pada nomor tunggal putri, legenda bulu tangkis Indonesia kelahiran Jakarta pada 1 Oktober 1957 ini, sukses menjuarai Kejuaraan Dunia 1980 di Jakarta. Vera menjadi kampiun usai di final mengalahkan rekannya, Ivana Lie 11-1, 11-3.
Setahun sebelumnya, bersama Imelda Wigoena, Vera juga meraih gelar juara All England 1979, setelah mengalahkan pasangan Jepang, Atsuko Tokuda/Mikiko Takada, 15-3, 10-15, 15-5. Mereka pun menjadi ganda putri kedua Indonesia yang sukses di All England, setelah Minarni/Retno Kustiyah pada 1968.
Juga bersama Imelda, Vera merebut medali emas SEA Games Manila 1981.
Vera juga sukses merebut medali emas Asian Games VIII/1978 di Bangkok bersama Imelda. Di final, keduanya mengalahkan Chiu Yu Fang/Cheng Hui Ming asal China. Sebelumnya, mereka juga meraih gelar juara Denmark Terbuka 1978.
Selain itu, masih prestasi besar Vera lainnya. Bersama Eddy Hartono, Vera sebelumnya juga ikut mengantarkan Indonesia memboyong Piala Sudirman 1989. Keduanya menjadi penentu kemenangan tim "Merah Putih" 3-2 atas Korea Selatan di final, seusai mengatasi Park Joo-bong/Chung Myung-hee, 18-13, 15-3.
Selamat jalan, pahlawan bulu tangkis Indonesia.