Ketika ditanya mengenai targetnya pada kejuaraan ini, atlet belia asal Padang, Sumatra Barat, ini punya dua jawaban, "pengen juara dan pengen dapat pengalaman."
Dicky Adi Sentosa, pelatih klub yang bermarkas di kawasan Cibinong, Jawa Barat ini, mengutarakan bahwa anak didiknya itu memiliki spirit bertarung yang tinggi. Pada babak delapan besar, Dirga menyisihkan Muhammad Waldan Habibi, lawannya asal klub Rada Binjai.
Dengan percaya diri, Dirga menuturkan strateginya kala berlaga di partai perempat final tersebut. "Lawannya tinggi. Tapi, ya pokoknya lawan aja dulu," tutur Dirga. "Lawan lebih lemah di posisi backhand, lalu overhead-nya agak lambat jadi harus nyodok ke situ terus," jelasnya.
Ketertarikan Dirga terhadap bulutangkis ditularkan kakaknya. Setelah mendapatkan lampu hijau dari kedua orangtuanya, Dirga merantau ke Jawa dari Sumatra untuk bergabung dengan Exist Badminton Club sedari umur delapan tahun.
"Saya kangen rumah. Tapi untung lah ada telepon yang bisa video call. Dan kakak juga kebetulan di Exist," kata Dirga, berseri-seri.
Menurut rencana, partai final pada Minggu (7/11), Dirga berjumpa dengan Revan Adrilleo Saputra asal klub Champion Klaten. Revan sukses melangkah ke final seusai menundukkan atlet PMS Solo Radinka Regaz Pratama 21-11, 26-24 dalam tempo 31 menit.