(Olimpiade Rio 2016) Rapatnya Pertahanan Jepang Kalahkan Ahsan/Hendra

Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan
photo: badmintonindonesia.org
Olimpiade ‐ Created by TIF

RIO DE JANEIRO - Dewi fortuna sedang tidak berpihak pada pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Melakoni laga kedua di Grup D Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, Brasil, peringkat dua dunia itu dikalahkan wakil Jepang, Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa dalam pertarungan sengit tiga set, 17-21, 21-16, 14-21 di Riocentro - Pavillion 4, Jumat (12/8).

Praktis, hasil ini jadi kejutan buat oasangan Indonesia ini. Pasalnya, dalam sembilan pertemuan sebelumnya, Ahsan/Hendra memetik rekor kemenangan penuh 9-0 atas pasangan Jepang yang memiliki ranking delapan dunia tersebut.

Kekalahan ini sempat diantisipasi sang pelatih, Herry Iman Pierngadi yang menyebut rekor pertemuan sebelumnya tidak bisa dijadikan patokan. Mengingat, di turnamen sekelas Olimpiade, apapun bisa terjadi. Ditambah lagi, Ahsan/Hendra tampil tidak dalam performa terbaiknya.

Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (Photo by Badminton Photo)

Membuka permainan di game pertama, Ahsan/Hendra sudah kecolongan start dan tertinggal 5-11 di interval. Kesalahan demi kesalahan kerapkali dilakukan Hendra di depan net, begitupun Ahsan yang beberapa smash andalannya gagal diseberangkan yang dikonversikan sebagai kesempatan emas buat Endo/Hayakawa untuk menghasilkan poin dan meraih kemenangan perdana mereka.

Berhasil menemukan irama permainan di game kedua, penampilan Ahsan/Hendra kembali menurun di game penentuan. Pasangan Juara Dunia 2013 dan 2015 ini begitu sering memberikan poin cuma-cuma untuk lawan akibat kesalahan sendiri yang dilakukan.

Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (Photo by Badminton Photo)

"Pasangan Jepang lebih siap dari segi pertahanan, sedangkan kami kurang sabar waktu menyerang. Di game kedua, kami bisa unggul di permainan depan. Tetapi di game ketiga, mereka main bertahan lagi, kami terlalu mau langsung mematikan lawan, seharusnya mengatur bola dulu," jelas Hendra menyoal permainannya seraya mengakui dirinya sedang tidak enak dalam melakukan service. Terbukti, banyak bola yang tidak sampai ke batas pertahanan lawan.

Begitu juga dengan Ahsan yang mengatakan pertahanan lawan sangat sulit untuk ditembus yang akhirnya membuat dia dan Hendra kerap kali melakukan kesalahan sendiri. "Pada game kedua, lapangan kami ‘menang angin’, jadi lebih enak untuk menekan lawan," sebut Ahsan.

Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (Photo by Badminton Photo)

Selanjutnya, Ahsan/Hendra masih punya peluang untuk merebut tiket ke perempat final yakni dengan menyisakan satu partai lagi bersama wakil Tiongkok, Chai Biao/Hong Wei. Pertemuan itu akan menjadi laga penentu sekaligus perebutan tempat sebagai runner up Grup D ganda putra yang akan menemani Endo/Hayakawa ke perempat final sebagai juara grup. Laga hidup mati Ahsan/Hendra akan dilangsungkan, Sabtu (13/8).