Sejak dimulainya laga, Ana mampu tampil lebih meyakinkan. Meskipun di awal-awal game pembuka Ana sempat merasa dirugikan oleh hakim garis, tetapi tak lantas membuat dirinya jadi patah semangat hingga mampu mencuri game pembuka itu dengan keunggulan 21-18.
Kemenangan di game pertama pun membuat Ana tampil lebih percaya diri di game kedua. Pebulutangkis kelahiran Jepara, 9 Maret 1993 itu terlihat lebih tenang dan jarang sekali melakuan kesalahan-kesalahan sendiri. Sampai akhirnya, gelar juara pun dapat ia pastikan di Djarum Sirnas seri ketujuh tahun ini setelah di game kedua mampu menang 21-15.
“Kunci kemenangan tadi saya lebih mau sabar, soalnya anginnya cukup kencang. Sebenarnya di game pertama hakim garis banyak keliru, bola yang seharusnya keluar malah dimasukin. Untungnya wasit mengoreksinya. Terus juga tadi saya lebih bisa mengatur arah angin, dan Hera terlihat seperti kebingungan di lapangan, dia seperti tidak maksimal,” ujar Hera.
Dengan kemenangan kali ini, diakui Ana dirinya sangat senang karena bisa juara Djarum Sirnas untuk pertama kalinya sejak sekitar satu tahun lalu membawa nama USM.
“Setelah lama tidak pernah juara Djarum Sirnas, akhirnya saya senang bisa juara lagi, dan tentunya gelar ini saya persembahkan untuk USM,” ungkap Ana yang terahir menjuarai Djarum Sirnas Riau pada tahun 2015.
Sebelum memastikan gelar juara di seri Djarum Sirnas kali ini, Ana harus melalui perjuangan yang tak mudah. Di babak kedua, Ana sudah langsung bertarung selama tiga game melawan Ni Made Pranita Sulistya Devi (Exist Jakarta), meskipun akhirnya menang dengan 21-17, 15-21, dan 21-17.
Lolos ke perempat final, Ana pun mampu membuat kejutan dengan mengalahkan unggulan empat, Marsa Indah Salsabila (Sarwendah Badminton Club) dengan 21-17 dan 21-10. Lagi-lagi di babak semifinal, Ana mampu tampil luar biasa setelah berhasil menundukan unggulan pertama, Susanto Yulia Yosephine (Shamrock Medan) dengan kemenangan tipis 14-21, 21-17, dan 23-21.
“Hasil Ini melebihi target saya yang sebelumnya yang hanya menargetkan bisa masuk semfiinal. Sebenarnya kunci keberhasilan kali ini pun berkat bisa mengatasi lawan sejak babak kedua,” kata Ana.
“Target berikutnya mungkin saya akan menyiapkan diri menghadapi turnamen tahun depan, karena di seri terakhir Surabaya saya tidak bisa ikut. Tahun denpan harapannya bisa lebih banyak di beri rezeki juara,” pungkas Ana.