Hera memastikan diri meraih gelar untuk kedua kalinya tahun ini, setelah di final Sabtu (22/7) kemarin, ia berhasil menaklukkan unggulan pertama dari Shamrock Medan, Yulia Susanto Yosephine dengan kemenangan telak dua game langsung 21-18 dan 21-18 dalam waktu 57 menit pertandingan.
"Pertandingan final kemarin sempat membuat saya tegang. Tetapi saya maksain saja karena tahu kami sama-sama sudah habis, soalnya di pertandingan-pertandingan sebelumnya kami melewati lawan-lawan yang tangguh. Selain itu faktor pertandingan dua minggu beruntun karena minggu sebelumnya di Cilegon, adalah salah satu faktor kelelahan yang mungkin sudah sama-sama kami rasakan," papar Hera.
Hera yang tahun lalu meratui tahta tertinggi juara tunggal dewasa putri di ajang Djarum Sirnas, yakni dengan mampu menyabet sebanyak tujuh gelar dari delapan gelar yang diperebutkan, di awal tahun 2017 lalu dirinya sempat mengisyaratkan ingin pensiun menjadi atlet dan ingin fokus menjadi pelatih.
Akan tetapi ketika di sindir hal itu, Hera pun mengaku "galau" dan keputusan dirinya masih akan bermain di seri Djarum Sirnas berikutnya atau benar-benar pensiun dan merintis jadi seorang pelatih, diakuinya masih 50:50. Padahal, jika dilihat dari peluangnya untuk bisa meratui Djarum Sirnas di sisa empat seri berikutnya, masih terbuka lebar.
"Belum tahu gimana untuk kedepannya. Masih 50:50 antara main lagi atau benar-benar pensiun, saya masih galau. Soalnya dari kedua profesi itu sama-sama menyenangkan. Tetapi untuk jadi pemain jujur saja saya akhir-akhir ini saya sudah mulai merasa jenuh," jelas pebulutangkis kelahiran Purworejo, 2 Desember 1990 itu.
Kita nantikan saja, apakah Hera masih akan menebar ancaman di seri Djarum Sirnas berikutnya? Atau telah benar-benar siap untuk mencetak pebulutangkis handal?