Sekretaris Panitia Pelaksana Djarum Sirkuit Nasional Premier Jakarta Open 2018, Rachmat Setiyawan mengatakan, dengan berpindahnya venue ini tidak akan mengurangi kualitas penyelenggaraan pertandingan. Selain itu, suasana baru ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi atlet yang bertanding maupun pengunjung.
“Bukan hanya suasana baru, tapi akan seterusnya seperti ini, mungkin akan lebih baik lagi kedepannya. Sebab di GOR sebelumnya (Asia Afrika) sudah tidak memungkinkan lagi untuk menggelar pertandingan. Saat ini, Gelanggang Remaja Tanjung Priok merupakan venue yang paling memungkinkan untuk pertandingan sekelas Djarum Sirkuit Nasional,” ujar Rachmat kepada Djarumbadminton.com.
Sebanyak 913 pebulutangkis akan turun demi memperebutkan tahta tertinggi dari 19 nomor yang dipertandingkan. Selain itu, Sri Lanka dan India pun turut ambil bagian menurunkan pebulutangkisnya pada seri kelima Djarum Sirkuit Nasional Premier yang memperebutkan total hadiah sebesar Rp 370 juta ini. “Seperti biasa, animo Djarum Sirkuit Nasional ini selalu tinggi, baik dari keikutsertaan atlet hingga pecinta bulutangkis,” katanya.
Banyaknya jumlah peserta pada gelaran ini membuat panitia menyediakan dua venue sekaligus demi kelancaran jalannya pertandingan. “Gelanggang Remaja Tanjung Priok akan menggunakan 6 lapangan. Sedangkan GOR Danau Sunter akan menggunakan 4 lapangan. Jadi total ada 10 lapangan dengan 2 GOR,” tutup pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum Pengprov PBSI DKI Jakarta.
Sekedar informasi, Djarum Sirkuit Nasional Jakarta terakhir kali dihelat pada 2016 silam. Kali ini, Kota Metropolitan kembali menjadi tuan rumah penyelenggaraan Djarum Sirkuit Nasional Premier, setelah pada tahun 2017 lalu terpaksa harus absen lantaran persiapan Asian Games 2018 dan digantikan Kota Cilegon, Banten.