Nama Markis Kido selalu ada di list peserta Djarum Sirkuit Nasional dan selalu menjadi sorotan para penonton yang hadir. Di Sirnas Sulsel Markis Kido bermain di dua nomor yaitu pada ganda campuran dewasa dan ganda putra dewasa. Untuk ganda campuran Markis Kido berpasangan dengan Masita Mahmudin yang sama-sama dari klub Jaya Raya Jakarta. Sedangkan di ganda putra, Markis Kido berpasangan dengan Irfan Fadhilllah.
Pagi tadi Markis Kido bermain ganda campuran menghadapi Ferneel Hazael Sompie/Freeisy Ester Sompie asal klub Sporlex Sulawesi Utara dan dimenangkan oleh Kido/Masita, 21-13, 21-16 dengan durasi 20 menit.
“Tadi ya mungkin lawannya belum terlalu kuat ya, jadi masih adaptasi aja buat coba lapangan. Main enak dulu aja sama mainin bola nya ga terlalu cepet juga,” ujar Markis Kido.
Bermain nyaman, tenang dan cepat menjadi ciri khas Kido yang sudah memiliki segudang pengalaman di setiap turnamen Internasional yang diikutinya. Pasangan ini sebetulnya pasangan dadakan, di Djarum Sirnas Premier Jawa Barat kemarin Markis Kido tidak turun di nomor ganda campuran, sedangkan Masita berhasil menjadi juara di Sirnas Jabar yang berpasangan dengan Adnan Maulana, itu pun mereka baru pertama kali dipasangkan.
“Ini sebenernya mendadak aja sih, tadinya engga niat untuk kesini. Kebanyakan kan dari Jaya Raya juga engga ngirim pemain kesini. Pas minggu terakhir ya udahlah yang ada aja, jadi saya sama Masita partnerannya,” ucap Kido.
Selain bermain di turnamen, Markis Kido pun merangkap menjadi pelatih untuk ganda putra taruna dan dewasa di Klub Jaya Raya Jakarta. Sehingga pemikirannya harus terbagi pada saat ia bermain dan pada saat atletnya bermain, hal itu menjadi alasan mengapa Kido tidak menargetkan gelar di Djarum Sirnas Sulsel yang digelar di Gor Sudiang Makassar ini. Porsi latihannya pun sudah tidak seperti dulu lagi, ia beralasan bahwa bermain bulutangkis merupakan suatu kesenangan untuknya.
“Buat target engga ada, ya saya seneng maen aja. Porsi latihan juga udah ga sama kaya dulu, apalagi sekarang saya udah campur ngelatih ganda putra Taruna dan Dewasa di Jaya Raya,” pungkasnya.
Menjadi pemain sekaligus pelatih memang tidak mudah dan harus memiliki kemampuan yang lebih, yaitu bagaimana caranya menyalurkan ilmu yang sudah didapatkan kepada anak didiknya agar bisa menjadi pemain profesional.