“Sebetulnya aku nggak benar-benar pensiun dari bulutangkis. Biar nggak salah paham, aku cuma tidak akan bermain lagi di kejuaraan Sirnas ini atau kejuaraan apapun di Indonesia. Intinya aku nggak benar-benar meninggalkan bulutangkis. Insya Allah saya mau menikah bulan Juni ini. Minta do’a-nya semoga diberikan kelancaran,” ungkap Hanna Ramadini kepada Djarumbadminton.com.
Hanna menutup penampilan terakhirnya di ajang Djarum Sirkuit Nasional Li-ning Sumatera Selatan Open 2019 dengan memboyong gelar juara di nomor tunggal dewasa putri lewat kemenangan 21-19 dan 21-16 atas wakil PB Djarum Kudus, Dinar Dyah Ayustine. Hanna mengaku jika pertandingan perpisahannya ini terasa begitu istimewa.
“Penampilan terakhir aku di Sirnas ini sangat berkesan. Rasanya campur aduk karena di satu sisi aku sedih. Sedihnya karena mungkin aku bakal kangen banget suasana pertandingan di Sirnas ini. Pastinya Sirnas ini bakal banyak yang dikangenin, salah satunya dengan jadwal Sirnas yang super padat. Selain itu, tidak bisa dipungkiri juga kalau aku besar dari Sirnas ini,” jelasnya.
“Tapi senangnya, di pertandingan terakhir ini aku bisa melawan Dinar yang aku anggap sebagai sahabat dan mbak aku sendiri. Senangnya banyak lah di Sirnas ini. Pasti bakal kangen banget. Mungkin sekarang sih belum terlalu berasa kangennya, tapi nggak tahu kalo nanti,” sambung Hanna.
Rencananya Hanna akan mengakhiri masa lajangnya pada Juni 2019 mendatang. Setelah menikah nanti, Hanna mengaku sempat terbayang untuk menjadi seorang pelatih. “Insya Allah ada kepikiran untuk jadi pelatih, karena sempat sudah ada beberapa tawaran kemarin. Tapi belum tahu juga karena aku belum bisa mutusin sekarang, mungkin nanti setelah nikah,” bebernya.
Sedikit putar balik ke tahun lalu. Hanna kembali turut meramaikan persaingan di ajang Djarum Sirkuit Nasional pada Juni 2018 lalu setelah ia tak lagi menghuni Pelatnas PBSI. Saat itu ia tampil di seri ketiga yang merupakan kota kelahirannya, Tasikmalaya. Sejak saat itu Hanna tampil perkasa dengan mendominasi sektor tunggal dewasa putri Djarum Sirkuit Nasional dan mengoleksi lima gelar juara secara beruntun hingga seri ketujuh yang digelar di Bali.
Namun pada seri penutup di Surabaya 2018 lalu, Hanna gagal menggenapkan gelar juaranya dan harus puas finis sebagai runner up setelah dikalahkan tunggal putri PB Jaya Raya Jakarta, Sri Fatmawati. Kemudian Hanna kembali terjegal Sri pada seri pembuka Djarum Sirkuit Nasional 2019 ini, awal April lalu di Purwokerto.
Beruntung Hanna bisa mencicipi podium tertinggi di kejuaraan Djarum Sirkuit Nasional Li-ning Sumatera Selatan Open 2019 yang menjadi panggung terakhirnya itu. Jadi sejak Juli 2018 lalu hingga April 2019 ini, Hanna telah mengoleksi total enam gelar juara dan dua runner up dari delapan kali gelaran Djarum Sirkuit Nasional. Menariknya, Hanna tidak pernah absen dari partai final.
Dengan sederetan prestasi yang berhasil ditorehkannya sepanjang Djarum Sirkuit Nasional ini, Hanna berharap tren positif ini bisa ditiru adik-adiknya. “Untuk adik-adik aku di PB Mutiara Cardinal Bandung, kalian harus tetap semangat, jangan pernah gampang nyerah. Latihan lebih giat lagi supaya bisa jadi yang terbaik,” pesannya.
Hanna pun tak lupa mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada seluruh pihak yang telah mendukungnya dari awal hinggak sekarang.
“Yang pertama, pastinya aku berterimakasih kepada Allah SWT. Terimakasih juga buat kedua orangtua aku. Pastinya untuk PB Mutiara Cardinal Bandung, khususnya Koh Tonny Cahyadi. Terimakasih sudah percaya sama aku, mau mendukung aku dari belum bisa apa-apa sampai saat ini. Terimakasih juga buat pelatih aku, Cik Devi. Terimakasih untuk teman-teman dan semuanya yang sudah mendukung aku selama turun di kejuaraan Sirnas ini. Mudah-mudahan segala kebaikan teman-teman semua dibalas berkali-kali lipat,” ungkap Hanna.
“Terimakasih semuanya, aku pamit dari Sirnas. Sampai ketemu lagi!” tutup Hanna seraya memamerkan medali juara dan juga cincin tunangannya.