Prestasi mojang Bandung kelahiran 8 Juli 1991 ini pun tak hanya sebatas di tingkat nasional saja, tapi juga internasional. Ia meraih gelar internasional pertamanya di Kejuaraan U-16 Asian Junior Championship pada tahun 2006, dilanjutkan dengan gelar juara Milo Junior Indonesia Open 2007, dan juara Yonex Sunrise Malaysia International Challenge 2008.
"Pertandingan Milo Junior Indonesia Open yang paling berkesan, karena dari lima gelar yang ada, hanya satu gelar untuk Indonesia dan itu dari aku," ujarnya.
Febby yang gemar menyantap ikan bakar gurame ini memulai karier bulutangkisnya sejak masih belia. Febby kecil yang saat itu masih berumur 8 tahun sudah tertarik dengan bulutangkis.
"Awalnya gara-gara mama suka main bulutangkis dan aku sering ikut ke GOR. Lama-lama jadi tertarik, apalagi di Indonesia bulutangkis merupakan olahraga yang bisa mendunia," tutur Febby.
Ia pun kemudian memutuskan untuk menekuni olahraga tepuk bulu ini dan bergabung dengan PB Djarum di tahun 2004. Tak sedikit suka dan duka yang dialami Febby selama merintis kariernya di bulutangkis.
"Sukanya bisa ke luar negeri, bikin bangga orang tua dan menghasilkan uang sendiri. Dukanya jauh dari keluarga sejak kecil dan sakit hati kalau kalah," ungkapnya.
Orang tua diakui Febby memegang peranan penting dalam memotivasi dirinya untuk terus berprestasi. Hingga saat ini, pesan kedua orang tuanya masih tertanam jelas dalam ingatannya.
"Mereka bilang harus mati-matian di bulutangkis karena itu sudah jadi cita-cita aku dari kecil. Bakal sia-sia kalau cuma setegah-setengah," ucapnya mantap.
Febby pun berharap dapat mengharumkan nama bangsa dan negara melalui hobinya ini.
"Aku tidak akan patah semangat, terus latihan untuk mencapai target. Kalaupun tidak tercapai, asalkan sudah usaha nantinya tidak akan menyesal," pungkasnya sambil tersenyum manis.